Webfic
더 많은 컨텐츠를 읽으려면 웹픽 앱을 여세요.

Bab 1

"Sudah kupikirkan. Aku akan menjadi menantu Keluarga Adijaya." Jane Ramana bersandar di kusen pintu rumah lama Keluarga Ramana, bibir merahnya menyunggingkan seulas senyuman sarkastis. Cerutu yang ayahnya, Hadi Ramana, pegang sampai nyaris terjatuh ke atas karpet Negara Prisia yang sangat mahal. Hadi sontak bangkit berdiri dari sofa kulit yang dia duduki, kerutan di sudut matanya tampak mengendur. "Kamu benar-benar sudah memikirkannya, Jane? Syukurlah! Keluarga Adijaya mendesakmu untuk segera menjadi menantu mereka di Kota Omala sana dalam waktu setengah bulan. Kamu suka model gaun pengantin yang seperti apa? Biar Ayah segera suruh orang untuk memesankannya ...." "Cuma begitu?" Jane balas mencibir, "Padahal aku ini menggantikan putri haram kesayangan Ayah untuk jadi menantu orang, tapi Ayah nggak ada ungkapan terima kasih apa-apa?" Suasana di ruang tamu mendadak menjadi lebih tangan, ekspresi Hadi juga terlihat lebih muram. "Kenapa kamu bicara begitu? Anak haram apa? Dia itu adikmu." "Yang namanya adik itu cuma kalau dia lahir dari ibu yang sama denganku," balas Jane sambil terkekeh, sorot tatapannya terlihat dingin. "Aku nggak akan pernah mengakuinya sebagai adikku. Dia itu lahir karena Ayah yang nggak setia." Urat-urat di dahi Hadi menonjol keluar, tetapi dia segera menahan amarahnya sebelum amarah itu sempat berkobar. Dia menarik napas dalam-dalam dan mengetuk-ngetukkan cerutunya agar abunya jatuh. "Kamu mau apa?" "Aku mau 20 triliun," jawab Jane. "Lalu, setelah menikah, akan kutugaskan Jason untuk melindungi putri haram kesayanganmu itu." Ekspresi Hadi sontak menjadi kaku. Dia menatap Jane seolah-olah putrinya itu orang gila. "Kamu sudah gila, ya? Uang 20 triliun itu berarti menguras seluruh harta Ayah! Lalu, bukankah Jason itu pengawal kesayanganmu? Dulu kamu selalu ngotot mau menikah dengannya, kenapa kali ini kamu memutuskan nggak mengajaknya ikut serta ke keluarga suamimu?" "Jawab saja, iya atau nggak?" sahut Jane dengan tidak sabar sambil membalikkan tubuhnya hendak berjalan pergi. "Oke!" Hadi menggebrak meja dan bangkit berdiri. "Akan Ayah bereskan kedua hal itu pada hari kamu pergi ke Kota Omala." Hadi tidak ingin ambil pusing, dia hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya. Saat itu, putra tunggal Keluarga Adijaya sangat sukses. Hadi pun berinisiatif untuk menjodohkan kedua keluarga. Dia berencana untuk menikahkan putri bungsunya, Nadia Ramana, dengan putra tunggal Keluarga Adijaya itu agar putri kesayangannya bisa menjadi menantu orang kaya. Siapa sangka putra tunggal Keluarga Adijaya itu malah menjadi orang koma akibat sebuah kecelakaan. Hadi tidak tega melihat Nadia menderita. Kemudian, dia teringat bahwa Jane juga putrinya .... Jane pun berbalik badan sambil melambaikan tangannya. Sepatu hak tingginya mengetuk lantai marmer dan menimbulkan suara nyaring seperti sedang menampar seseorang. Tepat saat Jane memegang gagang pintu, suara Hadi terdengar lagi dari belakangnya. "Ayah paham kamu mau uang, tapi bukannya Jason adalah orang yang paling kamu suka? Kenapa kamu malah tega memberikannya pada Nadia?" Jemari Jane sontak membeku. Dia tidak menoleh ke belakang, tetapi matanya tiba-tiba terasa panas. Nama itu bagaikan duri yang menghujam sanubarinya. Jane mendorong pintu hingga terbuka, lalu menutupnya kembali untuk mengabaikan Hadi dan pertanyaan ayahnya barusan. Saat kembali ke vila, hari sudah malam. Jane berjalan menaiki tangga dengan sepatu hak tingginya. Saat melewati kamar pengawalnya, Jason Royan, dia bisa mendengar suara tertahan yang datang dari dalam. Pintu kamar Jason tidak tertutup rapat. Jadi saat Jane mendongak, dia bisa secara jelas melihat apa yang terjadi di dalam. Jason tampak setengah bersandar di kepala tempat tidur, jemarinya yang ramping memegang selembar foto. Matanya terpejam, jakunnya tampak bergerak naik turun. Suaranya yang dalam dan seksi juga terdengar. "Nadia …. Sayangku …. Oh, Sayang ...." Foto itu adalah foto Nadia. Foto yang diambil saat pesta ulang tahun Nadia tahun lalu. Di foto itu, Nadia mengenakan gaun putih sambil tersenyum dengan manis. Jane mencengkeram tali tas mahalnya dengan begitu erat sampai-sampai kukunya meninggalkan bekas di sana, batinnya akhirnya menjawab pertanyaan ayahnya tadi. Karena sama seperti ayahnya, Jason hanya menyukai Nadia. Jawaban itu berputar-putar di dalam hati Jane, membuat semua organnya terasa panas seperti terbakar. Jane pertama kali bertemu Jason pada hari pemilihan pengawal tiga tahun lalu. Di antara sekumpulan pengawal yang bertubuh tinggi dan kekar, mata Jane langsung tertuju kepada Jason. Alasannya sederhana. Karena Jason sangat tampan. Pria itu memiliki tubuh setinggi 188 cm, bahunya lebar dan pinggangnya ramping. Garis wajahnya sangat tegas, sepasang matanya tampak tajam dan sedingin es. Jane dikenal sebagai seorang gadis tukang goda. Dia ingin menggoda Jason untuk bersenang-senang, tetapi setelah tiga tahun …. Jane pernah sengaja mabuk dan jatuh ke pelukan Jason, tetapi Jason malah mencengkeram tengkuk Jane dengan satu tangan dan meletakkannya kembali di atas sofa seperti seekor kucing. Jane pernah mengetuk pintu kamar Jason di tengah malam di saat dia hanya mengenakan gaun tidur seksi, tetapi Jason malah menutupi tubuh Jane dengan jasnya dan dengan hormat mengantar Jane kembali ke kamar. Jane bahkan pernah berpura-pura tenggelam di kolam renang. Jason langsung melompat untuk menyelamatkannya, tetapi pria itu bahkan tidak menyentuh pinggang Jane. Seberapa besar pun usaha Jane untuk menggoda Jason, pria itu tetap acuh tak acuh. Dia selalu memanggil Jane "Nona" dengan sopan, tetapi itu sudah cukup untuk menggetarkan hati Jane. Jane juga tidak mengerti kenapa hatinya begitu mendambakan Jason. Mungkin karena dia merasa sangat kesepian semenjak kematian ibunya. Saat Jane masih berusia tujuh tahun, Hadi berselingkuh dan membawa pulang putri haramnya. Anak haram itu diberi nama Nadia Ramana, usianya hanya tiga bulan lebih muda daripada Jane. Ternyata selama sepuluh tahun menikah dengan ibunya Jane, Hadi sudah berselingkuh selama sembilan tahun terakhir. Hari itu, keluarga yang Jane pikir bahagia dan tenteram ternyata hancur total. Saat itu, ibunya, Anina Udaya, sedang mengandung anak kedua Hadi. Usia kehamilannya sudah mencapai sembilan bulan dan tinggal beberapa hari lagi akan melahirkan. Anina sangat mencintai Hadi sampai-sampai dia menanyai Hadi dengan histeris. Anina menangis dengan pilu hingga hampir mati. Malam itu, Anina mengalami keguguran dan dibawa ke rumah sakit, tetapi dia keburu meninggal bahkan sebelum sempat masuk ke ruang operasi. Sejak saat itu, Jane membenci ayahnya dan Nadia. Dia pindah dari rumah Keluarga Ramana, pergi ke sekolah sendirian, makan sendirian dan tumbuh besar sendirian. Sampai akhirnya, Jane berniat menyewa pengawal karena kecantikannya membuatnya sering sekali dilecehkan oleh para pria penggoda wanita yang ada di sekitarnya. Jason adalah pengawal pertamanya. Sejak saat itu, Jane tidak lagi sendirian dan selalu ditemani Jason. Awalnya Jane hanya mengagumi Jason, tetapi lalu dia menggoda pria itu dan akhirnya jatuh cinta kepada pengawalnya itu. Meskipun begitu, selama tiga tahun ini, Jason sama sekali tidak pernah melirik Jane. Dulu Jane pikir Jason memang pada dasarnya berhati dingin, sampai suatu hari dia memergoki pengawalnya itu tengah meluapkan nafsunya menggunakan foto Nadia. Setelah selesai, Jane mengawasi Jason yang mengangkat telepon. "Tuan Muda Jason, mau sampai kapan Tuan Muda bermain jadi pengawal begini? Tuan Muda adalah penguasa Kota Nezan, mau mendapatkan wanita mana pun juga bisa. Kalau memang Tuan Muda jatuh cinta dengan Nadia pada pandangan pertama, kenapa Tuan Muda nggak sekalian mengambilnya dengan paksa saja? Kenapa Tuan Muda harus menjadi pengawal kakaknya cuma demi bisa selalu melihat Nadia?" "Aku sudah menyelidiki dan Nadia itu ternyata anak haram," jawab Jason dengan ekspresi yang terlihat dingin. "Sejak kecil hidupnya susah dan nggak pernah merasa aman. Dia pasti merasa takut kalau aku mengejarnya dengan menggebu-gebu. Aku mau melakukannya pelan-pelan." "Ya ampun, kenapa Keluarga Royan bisa punya anggota keluarga yang buta cinta seperti Tuan Muda sih? Kukira Tuan Muda bakal tergerak setelah digoda Nona Jane setiap hari. Dengar, ya. Dia itu terkenal sebagai pujaan semua orang di lingkaran kita. Kalau disuruh berbaris, bisa-bisa orang yang menyukainya itu antre sampai Negara Perona ...." Jason tampak tersenyum, tetapi kata-kata yang diucapkannya setelah itu membuat sekujur tubuh Jane terasa dingin. "Oh, begitu? Aku nggak tertarik. Dia bahkan nggak ada apa-apanya dibandingkan Nadia." Setiap patah kata Jason itu ibarat bilah belati yang menghujam hati Jane! Detik itu juga, rasa suka Jane kepada Jason lenyap tidak bersisa. Entah berapa lama Jason ada di dalam sana. Yang jelas, hari ini pria itu sepertinya tidak meluapkan nafsunya. Jane pun tersenyum dengan dingin, lalu tiba-tiba mendorong pintu terbuka ….
이전 챕터
1/22다음 챕터

© Webfic, 판권 소유

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.