Bab 295
"Everly, malam ini Ayah akan menemanimu menghitung bintang."
"Everly, dengar, ya. Minumlah obatnya."
"Everly ... "
...
"Ayah, Ibu ... "
Aku memanggil sambil meraih mereka, tetapi tanganku ditahan. Di telingaku, suara yang familier memanggilku, "Everly, Everly, bangun, bangun ... "
Terdengar ada suara memanggil, dan wajahku diangkat dengan lembut oleh dua tangan.
Aku melihat wajah Mario yang cemas. Ibu jarinya mengusap pipiku. "Everly, ini aku."
Dia adalah Mario.
Aku sepenuhnya terbangun dari mimpi burukku, tetapi semakin aku sadar, rasa sakit itu semakin terasa.
Aku langsung menggigit bibirku dengan sekuat tenaga.
Kemudian, Mario membuka mulutku dan berkata, "Everly, lepaskan. Jangan menyakiti dirimu. Everly, jangan ... "
Suara Mario yang memanggil nama Everly berkali-kali membuat gambaran wajah orang tuaku terlintas di pikiranku.
"Ah!" Aku berteriak lagi.
Mario langsung memelukku dengan erat. Aku bersandar di bahunya dan menangis tersedu-sedu.
Tanganku memukulnya. Tidak ada yang tahu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link