Bab 185
"Riko, mereka yang memulai duluan. Lihat, aku sampai dipukuli seperti ini!"
Karina masih berani mengeluh di depannya?
Riko melangkah cepat ke depan Sania, lalu dengan hati-hati mengambil antiseptik dan kapas dari kotak P3K.
Dia berlutut dengan satu lutut, gerakannya lembut saat membersihkan luka di dahi Sania.
Saat antiseptik menyentuh lukanya, Sania menahan rasa sakit dengan menarik napas tajam, alisnya berkerut rapat.
Windi berdiri di samping, matanya memerah dan suaranya bergetar seperti hendak menangis.
"Sania, pasti sakit sekali ya ... semua salahku. Aku nggak bisa menjagamu dengan baik, aku benar-benar nggak berguna. Bagaimana bisa aku sampai membuatmu terluka?"
Melihat tingkah Windi yang begitu berlebihan, Sania hampir tak bisa melawan tawa.
Sania menggeleng pelan, suaranya tenang. "Bukan salahmu. Aku nggak merasa sakit kok."
"Semua salahku!" Windi cepat menyambung, suaranya penuh kekesalan. "Nggak, sebenarnya ini semua salah Bernard yang buta itu! Selalu saja memanjakan Karina

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link