Bab 90
Bernard tertegun sejenak, pikirannya kosong.
Dia segera membantu Sania berdiri, bertanya pelan. "Kamu jatuh nggak?"
Melihat wajah Sania yang memerah begitu, hatinya malah terasa berbunga-bunga!
Sania sampai merasa jari kakinya bisa mencungkil seluruh vila!
Dia sengaja meninggikan suara untuk menutupi rasa canggung saat ini, dengan nada marah bertanya.
"Bernard, maksudmu apa? Apa kamu benar-benar mau menyekap aku di sini?"
Sania berpegangan pada sandaran kursi, berdiri dengan susah payah. Meskipun pergelangan kakinya terasa nyeri, wibawanya tidak berkurang sedikit pun.
"Kenapa kamu memutus sinyal seluruh vila? Kamu pikir, hanya dengan vila bobrok ini, kamu bisa menahanku?"
Bernard menatap wajah Sania yang marah-marah, dan justru merasa lega.
"Aku sempat mengira terjadi hal besar yang nggak terkendali."
Nada bicaranya tenang tanpa riak.
"Sistem jaringan di vila ini sangat kuat, bahkan bisa tersambung ke satelit di angkasa."
Dia mengangkat tangan menunjuk ke puncak gunung yang diselimuti

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link