Bab 10
Aku hanya bisa tersenyum dengan getir sambil mengiakan perkataan Bu Camela dengan pasrah. Aku juga hanya berjanji sekadarnya untuk "berusaha sebaik mungkin".
Namun, perkataanku sudah membuat Bu Camela merasa sangat puas. Dia menepuk bahuku dan berkata, "Ada banyak banget gadis kaya di kalangan ini, tapi aku paling suka denganmu. Kamu bijaksana dan berperilaku baik. Nggak seperti adikmu yang berisik itu, bikin sebal saja. Dulu aku khawatir banget karena kukira Daniel suka padanya. Untung saja dia suka padamu. Kalau nggak, aku pasti marah setengah mati."
Aku jadi ingin menangis sekaligus tertawa mendengar ucapan itu. Aku akhirnya menunjukkan seulas senyuman lembut khas Agita dan mengangguk kecil.
Aku menemani Bu Camela sepanjang sore, aku mengobrol bersama para bibi dan kakak ipar di ruang penerima tamu.
Tepat saat aku sedang melamun karena bosan, seorang bibi tiba-tiba bertanya padaku, "Agita, katanya adikmu kemarin nggak datang ke pesta pernikahanmu? Dia kurang ajar banget, ya?"
Aku te

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link