Bab 232 Pernikahan Besok Dibatalkan Saja
Kirana tentu tahu siapa yang dia maksud.
"Nggak. Kalau selalu membiarkan dia datang ke Teluk Permata menjemputku, dia akan marah."
Begitu kata-kata itu terucap, Kirana jelas bisa merasakan aura pria di depannya tiba-tiba turun drastis.
Tatapannya bagaikan bilah es yang tajam, menusuk hingga membuat hati Kirana bergetar, berdarah ...
Tiba-tiba, Yansen mengangkat tangan.
Kirana refleks menghindar, dan baru sadar kalau Yansen hanya ingin mengambil rokok dari sakunya, menyalakannya, lalu buru-buru mengisap satu tarikan.
Seolah-olah hanya dengan begitu, Yansen bisa menahan diri untuk tetap mempertahankan ekspresi dingin dan acuhnya.
Karena punya sifat bersih, sebelumnya dia tidak pernah merokok di rumah, sama sekali tidak pernah.
Kirana tahu, saat ini Yansen pasti sudah tidak bisa lagi menahan emosinya. Pria itu takut melakukan hal-hal gegabah, takut akan membuat Kirana membencinya.
"Yansen, kamu baru keluar dari rumah sakit, jangan merokok."
Kirana mengangkat tangan hendak merebut, tetapi

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link