Bab 26
Wajah Rania menegang sejenak. Dia melihat Riska dan matanya berkedip. "Kakak ... Kakak nggak tahu?"
Dia menelan ludah. "Aku ... aku hanya menebak. Soalnya tadi malam, nggak lama setelah aku turun, aku melihat Sania naik lift ke atas. Aku sengaja melihatnya dan lift berhenti di lantai 23."
"Aku bingung waktu itu, lalu nggak lama kemudian Kakak turun dari atas. Aku tanya apa yang terjadi, kamu nggak mau bilang ... kupikir kamu sudah tahu ...."
Setelah mendengar itu, wajah Riska langsung memucat dan kaku.
Eric mengusirnya, justru menelepon Sania naik ke atas!
Dia ... dia lebih memilih Sania daripada dirinya!
Jadi ... bekas-bekas di tubuh Eric itu, hasil karya Sania?
Memikirkan itu, mata Riska perlahan memerah.
Rania buru-buru menghiburnya, "Kakak, jangan sedih. Menurutku Kak Eric nggak mau kamu dicap sebagai selingkuhan, jadi terpaksa memilih Sania. Bagaimanapun juga mereka masih suami istri sekarang ...."
"Aku rasa ... Kak Eric pasti terlalu menghargaimu, jadi nggak mau melakukan sesuatu

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link