Bab 213
Namun, Zane yang bekerja di tempat semacam itu seharusnya pernah mendengar tentang hal-hal yang terjadi di kalangan elite.
Giany mengembuskan napas. Giany tidak ingin membalas pesan Zane dengan seperti itu karena takut akan menyakitinya.
Giany mengirim pesan: [Aku pasti mencarimu lain kali.]
Zane membalas pesan: [Oke. Aku merindukanmu, setiap hari.]
Ketika Giany tersenyum sambil menatap layar ponsel, seseorang berdiri di depannya.
Giany mendongakkan kepala dan melihat wajah Louis.
Louis tampak muram. "Apakah Nona Giany sedang mengirim pesan dengan Paman Walace? Paman Walace masih belum tidur?"
Giany mengernyit karena merasakan sarkasme Louis.
"Aku sedang mengobrol dengan pacarku. Pak Walace adalah atasanku. Mana berani aku mengganggunya larut malam begini?"
Terbersit rasa kaget di mata Louis, seakan-akan mengetahui sesuatu yang luar biasa.
Tanpa menghiraukan Louis, Giany menundukkan kepala dan ingin membalas pesan Zane. Louis mengejeknya lagi.
"Kamu nggak merasa Paman Walace bersikap s

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link