Bab 254
"Aku sebenarnya nggak pernah membencimu. Hanya pernah merasa kecewa." Saat dia terbaring di ranjang persalinan, dia pernah kecewa pada Yavin. Dia juga kecewa pada dirinya sendiri.
Myria membungkuk, mengulurkan tangan, ujung jarinya yang putih menyeka sudut mata pria di depannya. Yavin menangis dengan sangat menyedihkan. Myria belum pernah melihat pria yang biasanya angkuh dan dingin ini, menjadi seberantakan ini.
Dia merasakan hangatnya air mata di ujung jarinya.
Air mata Yavin mengering di ujung jemari Myria, ditiup angin laut.
"Yavin, mana mungkin aku membenci seseorang yang pernah begitu kucintai."
Pria di depannya pernah menjadi sosok yang paling memesona dalam masa SMA-nya yang paling murni dan penuh semangat.
Saat Yavin terguncang, mengulang pelan kata-kata "pernah ... mencintai", Myria menarik tangannya, lalu tanpa ragu menaburkan abu dari kotak itu ke laut yang berombak kuat dan bergerak cepat.
Terbawa angin, menyatu dengan laut.
Menyatu dengan alam.
Anaknya bebas. Dia pun beba

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link