Bab 20
Namun, tetap tidak dapat terhubung.
Hans menatap Anita. "Apa yang terjadi?"
"Teleponnya mati," jawab Anita. "Hans, apa mungkin kakakku berubah pikiran? Dia memang licik, aku curiga dia sengaja mempermainkanmu."
Hans tertawa sinis. "Berani sekali dia!"
Anita bergidik ketakutan dan buru-buru berkata, "Iya. Aku juga merasa dia nggak berani. Pasti dia terjebak macet di jalan."
Lima menit berlalu.
Julia masih belum muncul.
Wajah Hans makin muram dan dingin, seperti awan mendung. Dia pun mulai kehilangan kesabarannya. "Ayo pergi."
'Bagus, berani-beraninya wanita itu mempermainkanku lagi. Sungguh nggak tahu diri!'
Anita terkejut. "Pergi ... pergi ke mana?"
"Ke kantor."
Mendengar itu, Anita langsung panik dan dengan cemas memegang lengan bajunya. "Hans, apa kita nggak jadi nikah?"
Hans tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. "Menurutmu bagaimana?"
"Hans." Air mata mulai menggenang di mata Anita, tampak sangat kasihan. "Aku sudah jadi bahan ejekan banyak orang karena pernikahanku terak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link