Bab 88 Pak Julian Mungkin Menyukai Vienna
Ardelia harus mengakui, "Itu memang ide yang bagus."
"Jadi, bagaimana menurutmu?" Kenzo melihatnya.
"Lihat nanti saja. Kalau orang yang kamu suka masih belum menerimamu dan aku juga belum menemukan calon, baru aku pertimbangkan dengan serius," kata Ardelia.
Mata Kenzo sangat hitam, "Aku akan menunggumu."
Ardelia mengantar Kenzo keluar.
...
Keesokan harinya.
Setelah sarapan bersama ayah dan ibunya, Ardelia pergi meninjau lokasi proyek tender.
Ketiga orang itu berjalan seharian. Malamnya, Ardelia mengatur makan malam di restoran berputar dengan pemandangan indah, dari situ bisa melihat seluruh Kota Jayata.
"Selera Ardelia masih tajam seperti biasa," puji Julian. "Lokasi yang kamu pilih memang yang terbaik."
Ardelia berkata, "Kalau begitu, nanti kita fokus sepenuhnya pada proyek ini."
"Baik."
Ketiganya sangat harmonis. Tidak jauh dari sana, Raynald dan Gracia keluar dari lift. Raynald melihat sosok yang familier dan matanya terbelalak.
"Ada apa?" tanya Gracia.
Dia mengikuti pandangan Rayn

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link