Bab 2876
Di samping Wendy, Diana berdiri dengan sikap hormat. Ekspresinya tampak lebih polos, tanpa kepalsuan. Mungkin karena sudah lama berada di sisi Wendy, aura Diana pun ikut berubah. Rambut panjangnya terurai, matanya bening saat dia bertanya pelan, "Bu Wendy, menurutmu, apa Adriel bisa menang?"
"Kamu khawatir padanya?" Wendy menjawab dengan nada santai.
"Kaisar bukan lawan sembarangan. Kita nggak tahu kejutan apa yang masih dia sembunyikan. Tujuh hari lagi adalah pertarungan merekam tapi waktunya terlalu singkat bagi Adriel, apalagi ... "
Diana menghela napas pelan, menatap Wendy dengan ragu, ingin bicara, tetapi urung. "Apa kamu akan turun tangan?"
Wendy menatap ke arah kaki Vila Victoria, melihat Sungai Laor yang mengalir tanpa henti, lalu berkata dengan tenang, "Takdir itu seperti Sungai Laor, bisa dipahami dengan melawannya, tapi harus dijalani dengan mengikuti arusnya."
Kalimat itu terdengar sederhana, tetapi Diana merasa sulit memahaminya.
Kata-kata Wendy terlalu dalam.
Beruntung, s

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link