Bab 175
Aku duduk di ruangan kecil ini sambil melihat Davin melalui layar monitor.
Aku tahu bahwa kegilaan Davin akan kambuh setelah terstimulasi. Davin akan menyakiti dirinya sendiri, ini ada caranya menghukum dirinya sendiri.
Davin yang berada di ruangan itu enggan menjawab pertanyaan dokter. Dia dengan keras memukul kepala ke dinding, seolah-olah ingin memaksa dirinya untuk tenang.
"Kamu sudah membunuh Shani, 'kan? Kamu mengurungnya di dalam lemari kaca. Aku masih ingat, ketika kamu masih berada di rumah sakit jiwa, kamu suka mengumpulkan jasad hewan kecil yang kamu sukai. Kamu takut kucing kecil itu meninggalkanmu, jadi kamu membunuhnya, membuatnya menjadi spesimen, lalu menyimpannya di tempat yang kamu anggap aman. Burung itu juga ... " Si dokter terus mendesak Davin.
Dia ingin memaksa Davin untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Kamu suka Shani, tapi Shani bukan milikmu. Dia mencintai Arya, jadi kamu ingin membunuhnya. Hanya dengan begini, dia akan selamanya menjadi milikmu. Itulah sebabnya

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link