Bukan Pria Sempurna
“Selamat pagi, Sayang.”
Liora memicingkan matanya saat sinar matahari masuk dari celah gorden dan perlahan tersibak. Ia mengerjap, menurunkan perlahan selimut yang membungkus tubuh berbalut camisole miliknya.
“Kau baru datang, Ivander?”
Pria itu berbalik badan, tersenyum manis memandang Liora dan mengangguk. Ia mendekati kekasih hatinya dan duduk di pinggir ranjang, membiarkan Liora mendudukkan tubuhnya seraya menguap. Ia baru saja bangun di waktu pukul tujuh pagi.
Liora melirik pria yang berbalut setelan kemeja dan jas formalnya. “Kau tidak terlambat untuk datang ke perusahaan jika datang ke mari hanya untuk membangunkanku?” tanya Liora.
“Waktumu terbuang untuk mendapatiku baru terbangun saat kau harus menyibak gorden terlebih dulu,” sambungnya dibalas tawa kecil Ivander.
Telapak tangannya mengusap puncak kepala Liora dan memberikan kecupan di keningnya. “Sesibuk apa pun yang kulakukan selama bekerja. Ada baiknya aku mengunjungimu terlebih dahulu agar lebih semangat dan merasa sudah m

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link