Bab 13
Oliver tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku sampai bertunangan dengannya hanya karena taruhan.
Bagi Oliver, itu adalah penghinaan terbesar dalam hidupnya.
Wajahnya memerah karena marah, tangannya terkepal seolah ingin mencekikku.
Tanpa menghiraukan Oliver, aku berbalik dan hendak pergi.
"Vica, waktu Om Sean pulang ke rumah keluarga Ford, dia mengajak kamu, kan?"
Oliver sepertinya sudah memeriksa rekaman kamera pengawas, tetapi entah mengapa dia seperti tidak memercayainya.
"Ya, aku ke sini sekarang juga buat cari Sean, bukan kamu!"
Aku berbicara tanpa menoleh, tidak memedulikan Oliver yang mengumpat di belakang.
"Vica, beraninya kamu mempermainkanku! Dasar cewek sialan! Tiga tahun kita bersama, tapi kamu nggak membiarkan aku menyentuhmu. Ternyata kamu cuma memanfaatkan aku buat mendekati omku."
"Bangsat! Aku pasti sudah buta karena bisa tertarik sama perempuan kayak kamu. Vica, kamu perempuan jalang!"
Mungkin Oliver tidak menyangka bahwa aku sama sekali tidak pernah mencintainya.
Ak

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link