Bab 94
Begitu mobil melaju, Clara langsung tertawa terbahak-bahak.
"Jessi, kamu lihat ekspresi Rosa tadi nggak? Wajahnya pucat, matanya penuh ketakutan, sungguh menggelikan dan menyedihkan!"
Saat ini, tawa Clara terdengar sangat bahagia. Tidak jelas apakah karena dia senang melihat Rosa kesal, atau karena merasa masih punya peluang dengan Axel.
Jessi tersenyum sambil mengangguk. "Aku melihatnya. Clara, kamu pasti bisa. Asal kamu turun tangan, Axel pasti akan langsung jatuh di genggamanmu."
"Bagaimana? Axel pasti terharu, 'kan? Dia ingin segera balikan denganmu? Aku tadi bahkan lihat kalian berpelukan. Axel pasti senang bukan main."
Mendengar itu, Clara tersenyum sombong. "Tentu saja. Axel sendiri mengaku belum bisa melupakanku, dia masih mencintaiku. Hehe. Meskipun sekarang dia terluka dan nggak berani berharap, itu sudah cukup bagiku."
"Lihat saja nanti, aku akan membuat mereka berdua hidup menderita! Mereka berani menipuku, mempermainkanku, memukul keluargaku, mereka pikir aku akan maafkan?

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link