Bab 44
Bukankah memang menyedihkan?
Tina sudah ketakutan sampai seperti itu, tetapi Zane tetap tidak mau mengalah.
Terlihat betapa keras hatinya pria ini.
Kalau dia saja begitu pada Tina, apa lagi pada Siena.
Singkatnya, Zane bukanlah pria yang baik, setidaknya bukan pria yang baik untuk Siena.
Ular yang melilit kaki Zane perlahan merayap naik ke lututnya.
Wajah pria itu jelas terlihat makin pucat.
Siena meliriknya dengan santai, lalu berbalik hendak pergi.
"Berhenti!"
Akhirnya, pria itu berteriak dengan marah untuk menghentikannya.
Siena tersenyum tipis, berbalik dan memandangnya. "Bagaimana? Apa sekarang kamu mau mengizinkanku masuk ke lokasi proyek Saniark?"
"Kamu ... " Zane terengah-engah, suaranya pun bergetar. "Singkirkan dulu makhluk-makhluk menjijikan ini ... Semuanya."
"Nggak. Kamu harus janji dulu mengizinkan aku masuk ke lokasi proyek."
"Siena! Kavi!" Zane menggeram dengan penuh amarah, rahangnya mengetat hingga urat di pelipisnya tampak berdenyut.
Kalau bukan karena Zane seperti t

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link