Bab 64
Saat ini, Bernard terlihat sangat rapuh dan tidak merasa aman.
Dia memeluk dirinya sendiri erat-erat, meringkuk di sudut kamar mandi.
Rambutnya acak-acakan, dan pakaian rumah sakit berwarna biru-putihnya sudah dipenuhi bercak darah. Jelas lukanya telah terbuka kembali.
Setengah wajahnya tersembunyi di lekukan lengannya, hanya sepasang mata merah yang terlihat.
Matanya penuh dengan urat merah, kelelahan, serta aura kebencian yang cukup untuk menghancurkan segalanya.
Dia menatap Jenny dengan penuh kewaspadaan dan sikap agresif.
Seolah-olah di detik berikutnya, dia akan menerkam seperti binatang buas yang mengamuk, dan mencabik-cabik gadis itu.
Jenny sempat terkejut oleh pemandangan ini, tapi wajahnya tetap tenang tanpa menunjukkan rasa takut.
Dia segera mengangkat kedua tangannya di atas kepala, lalu mendekat dengan hati-hati.
Suaranya dibuat selembut dan sehangat mungkin.
"Jangan takut, aku nggak akan menyakitimu. Kamu juga jangan sakiti aku, ya?"
"Boleh aku pegang sebentar? Hanya seben

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link