Bab 680
Setelah berkata demikian, di hadapan tatapan heran semua orang, aku segera mengeluarkan pisau buah yang tersembunyi di sakuku, menusuk Riris yang berdiri di belakangku.
Adegan ini terjadi terlalu cepat.
Baru setelah sejumlah besar darah mengalir keluar dari perut Riris, semua orang akhirnya sadar.
Dalam sekejap, jeritan, teriakan ketakutan dan langkah kaki memenuhi tempat ini. Suasana pun menjadi kacau.
Raut wajah Riris memucat kesakitan, bahkan menatapku dengan tidak percaya.
Aku mencibir padanya, "Matilah!"
Sambil berkata demikian, aku mencabut pisauku dengan kasar, bersiap untuk menusuknya lagi.
Namun sedetik kemudian, tiba-tiba ada tenaga yang amat besar menarikku menjauh, lalu ada yang mencekik leherku hingga mendesakku ke tembok.
Carson.
Pada saat ini, Asisten Thomas juga bereaksi dan segera membawa pengawalnya untuk mengevakuasi orang-orang yang datang.
Tak lama kemudian, hanya beberapa orang yang dikenal saja yang tersisa di aula besar itu.
Carson menatapku tajam. "Apa kamu tah

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link