Bab 26
Gio teringat kejadian terakhir ketika dia dipukuli hingga setengah mati, dia berteriak kesakitan, langsung pria itu merinding dan ekspresinya terlihat panik.
Dia dengan enggan melirikku dan berkata dengan pelan, "Bibi, maaf ... "
Aku bisa mendengar bahwa kata 'bibi' itu diucapkan dengan suara penuh kemarahan.
Aku tersenyum, lalu dengan akrab menggandeng lengan Yudo. "Paman Yudo, ayo kita pergi."
Yudo mencubit pipiku, di dalam matanya yang dalam, tersembunyi emosi yang sulit dipahami.
Dia sedang memikirkan apa?
Apakah dia sedang memikirkan orang yang dicintainya?
Setelah berjalan beberapa langkah, aku melepaskan lengan Yudo dan menjaga jarak darinya.
Meskipun Yudo sekarang membantuku, aku tidak bisa terlalu dekat dengannya. aku tetap harus menjaga jarak. Dengan begitu nanti aku bisa menjelaskan hal ini pada orang yang disukai Yudo. Jika tidak, mungkin pihak lawan akan salah paham.
Yudo juga memperhatikan tindakanku ini, wajahnya yang dingin semakin suram.
Setelah makan, kami masing-masi

Naka-lock na chapters
I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content
I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser
I-click upang ma-copy ang link