Webfic
Buksan ang Webfix app para sa higit pang kahanga-hangang content

Bab 104

Sigit juga merasa sangat iba, dia menepuk lembut punggung putranya. "Kamu masih punya Mama Jenny." Tangis Sandi langsung terhenti. Sigit mengira kata-katanya berhasil menenangkan Sandi, lalu melanjutkan, "Dia akan lebih baik padamu dibanding Mama Annika." "Nggak." Sandi melepaskan diri dari pelukan ayahnya. "Papa." Nada suaranya sangat serius saat berbicara, "Jangan bohong sama aku. Meski aku masih kecil, aku mengerti segalanya." Sigit tampak ingin mengatakan sesuatu lagi. "Papa, kita bisa pulang sekarang?" Suara itu datang dari Ivan. Sigit menoleh ke arahnya. Ivan mengernyit. "Aku lapar." "Kalau begitu kita pulang dulu." Sigit segera mengambil keputusan. "Jangan sampai kamu kelaparan." Sandi tetap berdiri di tempat, menatap punggung Sigit yang kini menggandeng Ivan. Ternyata ... Tanpa disadarinya, ayahnya sudah menjadi ayah bagi orang lain. Kapan ... Kapan semua ini berubah? Sandi tidak bisa memahaminya. ... Pelatih datang lebih awal. Begitu kami tiba di depan vila, sudah terlihat seo

Naka-lock na chapters

I-download ang Webfic app upang ma-unlock ang mas naka-e-excite na content

I-on ang camera ng cellphone upang direktang mag-scan, o kopyahin ang link at buksan ito sa iyong mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.