Bab 494
Brando berkata, "Sania, Nindi baru pulang ke rumah ini, kamu harusnya mengalah padanya."
Nando menimpali, "Kursi mana pun sama saja, Sania, ayo duduk di sini."
Sania pun menangis karena marah. Biasanya, dia yang mengambil tempat Nindi dan saudara-saudaranya selalu membelanya.
Namun, Sania tidak pernah menyangka bahwa suatu saat dia sendiri yang akan mengalaminya.
Darren tetap diam dan tidak memberikan tanggapan. Jadi, Sania tidak punya pilihan selain mengalah dan duduk di tempat lain, meskipun hatinya terasa sesak.
Nindi memperhatikan ekspresi kesal Sania dan merasa puas. 'Harusnya memang begini,' pikirnya.
Segera setelahnya, pengurus rumah datang beserta para pelayan untuk menyajikan hidangan.
Saat itu, sendok di tangan Nindi jatuh ke tanah. Dia langsung menatap pengurus rumah dan berkata, "Ganti sendok yang baru."
Pengurus rumah itu langsung menuruti perintahnya dan membawakan sendok baru.
Setelah mencicipi satu suapan, Nindi langsung meludahkannya ke piring. "Pelayan, gimana kamu me

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link