Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 4

Nama mereka berdua tercetak jelas di buku nikah, namun kini gelar "Nyonya Sentana" diganti dengan orang lain tanpa sepengetahuannya. Surat di tangannya basah, dan kenangan masa lalu kembali muncul dari ingatannya. Hanna Soewita mengenal Stanley saat dia berusia enam belas tahun. Dia baru kembali dari luar negeri untuk mengantar kedua orang tuanya ke peristirahatan terakhir, dan menangis setiap hari sampai tidak sanggup makan apa pun. Keluarga Sentana dan Keluarga Soewita adalah kenalan lama. Pak Edward Sentana, kakek Stanley, memeluknya dan menghapus air matanya. Wajahnya terlihat galak, tetapi dia menenangkan Hanna dengan lembut sambil menyerahkan tisu. Sehari setelah pemakaman, Hanna bersembunyi dan memeluk boneka beruang pemberian orang tuanya sampai pingsan karena kelelahan menangis. Di ranjang rumah sakit, dalam keadaan setengah sadar, dia merasa ada sendok menyentuh bibirnya, dan seseorang bergumam pelan. "Ayo makan sedikit, nanti orang mengira Keluarga Sentana nggak memberimu makan." Saat akhirnya benar-benar sadar, dia melihat Stanley yang masih berwajah polos membantu membasahi bibirnya dengan kapas. Begitu dia membuka mata, wajah pria itu langsung berbinar. Cahaya matahari dari luar jendela memantul di tubuhnya, membuatnya tampak bersinar. Dia terlihat sangat gembira, lalu buru-buru memanggil dokter. Untuk pertama kalinya, hati Hanna merasa tenang. Pak Edward berdiri di sisi tempat tidur, mengusap kepalanya dengan penuh kasih dan memuji Stanley karena telah berbuat baik. Setiap kali dipuji, seorang pemuda yang lebih tinggi di belakang mereka hanya mendengus, hingga akhirnya diusir oleh sang kakek. Saat itulah Hanna tahu bahwa pemuda itu adalah Stanley yang selalu dipuji sebagai anak yang rajin dan berprestasi, sementara si pembuat onar yang diusir tadi adalah Yohan Sentana. Setelah itu, Hanna tinggal di rumah Keluarga Sentana dan melanjutkan sekolahnya. Karena baru kembali dari luar negeri, dia belum terbiasa memakai sumpit. Yohan mengangkat garpu dan pisau sambil berkata, "Panggil aku Kak Yohan, nanti aku siapkan yang terbuat dari emas murni." Stanley membantu memindahkan makanan sedikit demi sedikit ke piringnya, lalu pada malam hari meminta maaf karena pamannya terlalu dimanjakan. Keesokan harinya, seluruh peralatan makan diganti menjadi garpu dan pisau. Yohan terus melirik ke arah Hanna dan langsung mendapat tatapan tajam darinya. Meski begitu, Stanley tetap membantunya mengambil makanan yang jauh dari jangkauannya. Jika Yohan mengusilinya, Stanley akan membantunya membalas. Pak Edward memang lebih menyayangi Yohan. Setiap kali Stanley dihukum dan dikurung di kamar untuk merenungi kesalahannya, Yohan selalu menyelinap mendekati Hanna. "Masa kamu nggak mengerti perasaannya?" Hanna menatap kamar di lantai atas tanpa menjawab. Kata-kata Stanley, "Walaupun Kakek dan Nenek nggak begitu menyukaiku, aku tetap akan berusaha melindungimu," terus terngiang di telinganya, seolah membuka pintu hati bagi cinta pertamanya. Kemudian saat neneknya Stanley meninggal, Hanna menangis tanpa henti. Stanley selalu ada untuk menenangkan hatinya, dan perlahan, dia pun tenggelam dalam keteduhan pria itu. Namun, dia tidak pernah menyangka bahwa Stanley sebenarnya sudah memiliki gadis lain di hatinya. Hanna mengungkapkan perasaannya dengan hati-hati, sambil melihat Stanley yang sangat perhatian pada gadis itu Sampai setelah lulus, dia sudah lama tidak melihat gadis tersebut. "Sheila? Oh, dia sudah pergi ke luar negeri untuk mengembangkan kariernya." "Kapan dia kembali? Mungkin nggak akan kembali. Katanya kami nggak cocok dan dia nggak mau melihatku lagi." Stanley tersenyum pahit, dan Hanna bisa merasakan detak jantungnya berdebar. Dia mulai mengejar Stanley secara terang-terangan, tetapi hanya mendapat satu jawaban, "Aku hanya menganggapmu sebagai adik." Yohan menghapus air matanya. "Apa sih bagusnya dia sampai kamu menangis begitu?" Hanna hanya menggeleng. Tidak lama kemudian, seluruh kalangan elite Kota Jintan tahu bahwa putri tunggal Keluarga Soewita mengejar Stanley, dan mereka mentertawakan Stanley karena dianggap naik kelas berkat dirinya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.