Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9 Tidak Merasa Percaya Diri Lagi

Suasana ambigu bukanlah suatu hal yang diciptakan dengan sengaja, melainkan pikiran jahat yang tiba-tiba muncul terhadap seseorang di waktu dan saat tertentu. Angel langsung teringat dengan malam itu. Angel berkata dengan nada bicara yang normal sambil menggenggam tangannya, "Aku cuma orang biasa. Aku nggak mau terjadi apa pun pada diriku dan juga nggak mau terjadi apa pun pada orang yang bantu aku. Sekarang kita berdua baik-baik saja, jadi nggak ada alasan untuk bersedih." Elbert berkata, "Tadi kamu bilang kamu mau pergi, sedangkan aku tetap tinggal di sini." Pria itu berkata dengan lembut dan membujuknya sabar. Angel merasa seperti sedang melihat seekor ular yang merayap ke arahnya sambil menjulurkan lidahnya. Angel berkata, "Meskipun aku adalah orang biasa, wajahku nggak setebal itu. Aku nggak mungkin membiarkanmu disalahkan." Elbert berkata, "Apakah kita bisa dianggap sebagai teman yang menanggung suka dan duka bersama?" Ponselnya terasa sangat panas sampai bisa membakar telinga, Angel berkata tanpa ragu, "Kalau Pak Elbert bersedia, maka kita bisa jadi teman yang seperti itu." Elbert terkekeh. "Baiklah, sekarang kamu sudah bisa tidur dengan tenang, 'kan? Cepat istirahat." Setelah mengucapkan selamat tinggal dengan Elbert dan memutuskan panggilan, tubuh Angel tanpa sadar langsung terjatuh. Pada saat ini Angel baru menyadari bahwa jika dia sangat tegang saat berbicara dengan Elbert sebelum ini. 10 menit kemudian, Cindy mengirim pesan pada Angel. Dia mengatakan jika Mark telah keluar dari ruang operasi dan operasinya berhasil. Meskipun Elbert tidak masuk ke dalam, dia bisa mengetahui situasi di dalam ruang operasi sebelum orang luar mengetahuinya. Apakah pria itu benar-benar ingin dia tidur nyenyak dengan memberitahunya seawal ini? Angel berbaring dengan lelah di atas tempat tidur, tapi dia sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia sangat kelelahan sampai tertidur selama beberapa jam. Begitu dia membuka mata lagi, matahari baru saja terbenam yang membuat kamar menjadi setengah gelap dan tumpang tindih dengan adegan di dalam mimpinya. Angel memimpikan sebuah mimpi. Selain dirinya, juga terdapat Elbert di dalam mimpi yang rumit ini. Elbert yang berada di dalam mimpi sangat mencintainya, tapi saat mengetahui Angel menyukai Mark, Elbert langsung mengurungnya di dalam kamar, lalu bertengkar sepanjang hari. Angel merasa hal mimpi ini sangat konyol. Kenyataannya mereka hanya pernah melakukan hubungan satu malam, tapi mimpinya malah terlihat penuh dengan gairah. Dia tidak akan pernah melupakan ucapan Mark pada Jessica dalam kehidupan ini. "Kami cuma teman seks, apakah kamu puas!" Bahkan Mark tidak berniat untuk berkencan dengannya, apalagi Elbert? Tidak peduli apa pun alasan Elbert membantunya, Angel merasa sangat bersyukur dan akan mengingat kebaikannya. Tapi Angel selalu mengingatkan dirinya untuk jangan terlalu percaya diri. ... Biasanya jadwal kerja Angel adalah jam 12 tengah malam, tapi begitu membuka mata, dia melihat banyak pesan dari departemen. Terdapat gosip dari teman, kepedulian rekan kerjanya dan atasannya. Angel merapikan dirinya, lalu tiba di departemen rawat inap sekitar pukul 6 sore. Rekan kerja Angel langsung mengerumuninya saat melihatnya. Bukannya Angel tidak populer sebelum ini, tapi dia merasa sedikit terlalu populer saat ini yang membuatnya gelisah. 10 menit kemudian, Angel dipanggil ke kantor direktur departemen. Untung saja Elbert telah memperingatkannya sebelum ini. Kalau tidak, perhatian direktur departemen yang tiba-tiba dan hampir seintens pemeriksaan menyeluruh, pasti akan membuat Angel merasa jika riwayatnya akan tamat. Saat sedang berbicara, Angel mengetahui jika kepala perawat sudah mengundurkan diri. Direktur juga menyalahkan dirinya sendiri. "Aku terlalu sibuk dengan operasi selama tahun ini, jadi aku nggak terlalu memerhatikan pekerjaan sehari-hari kalian. Ini adalah salahku." Angel segera mencari cara untuk menebus kesalahannya. Direktur berkata, "Pak Elbert telah memperingati semua orang kali ini, kita harus memprioritaskan keterampilan teknis dan prinsip yang praktis. Jika kita nggak punya prinsip perilaku yang paling mendasar, apa gunanya keterampilan profesional kita? Nggak akan ada orang yang merasa senang saat sedang bekerja." Angel bukan orang bodoh. Alasan dia bisa duduk di depan direktur departemen hari ini bukan karena memiliki kemampuan khusus, tapi karena pengaruh Elbert. Setelah selesai bicara, Angel meninggalkan kantor dan menunggu lift. Saat pintu lift terbuka, dia melihat Mark yang telah mengenakan pakaian pribadi dan bersiap untuk pulang kerja. Angel berkata tanpa sadar, "Kamu bisa turun duluan, aku akan tunggu lift yang lain." Mark menatapnya tanpa menekan tombol tutup. Dua detik kemudian, dia berjalan keluar dari lift.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.