Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content
Istri BayanganIstri Bayangan
By: Webfic

Bab 5

Amelia membuka matanya dengan kesakitan dan menyadari bahwa dia sudah kembali ke rumah Keluarga Giarno. Alex duduk di tepi tempat tidur dan menatapnya dengan sorot muram. "Apa maksudmu tadi dengan bilang soal pergi?" Amelia sontak terkejut, tetapi menjawab dengan suara yang serak dan berpura-pura bodoh, "Pergi apanya? Aku pasti cuma asal mengigau karena demam tinggi ... " Lama sekali Alex hanya menatap Amelia dan akhirnya melepaskan tangannya. Sepertinya, dia memercayai jawaban Amelia. "Kenapa kamu nggak bilang kalau lagi datang bulan? Mana kamu lama banget berada di dalam danau." Amelia balas tersenyum kecil. "Kalau dengan begitu dia akan memaafkanmu, lebih baik aku nggak bilang." Ekspresi Alex terlihat berkecamuk dan dia kembali bertanya, "Apa kamu benar-benar menyukaiku?" Amelia menundukkan pandangannya. Dia bukannya menyukai Alex. Dia hanya ingin menjaga hubungan baik di antara kedua keluarga. Begitu Emily kembali, dia bisa pergi jauh. Pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka dan Clara pun berjalan masuk. "Alex, kapan kita berangkat untuk memancing?" Saat melihat Amelia sudah siuman, Clara pun berpura-pura kaget. "Nona Emily nggak apa-apa?" Belum sempat Amelia menjawab, Clara sudah berkata lagi sambil tersenyum, "Waktu itu aku melakukannya karena terbawa emosi. Aku nggak menyangka Alex akan benar-benar melemparmu ke danau es. Aku benar-benar minta maaf." "Katanya kamu-lah yang mendonorkan darah buatku? Gimana kalau kita pergi memancing bareng? Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dariku." Amelia hendak menolak, tetapi Clara sudah menggenggam tangannya dengan ramah. "Jangan menolak, ya. Aku sudah berbicara dengan Alex." Alex pun melirik Amelia dan mengisyaratkan agar Amelia tidak merusak suasana. Amelia akhirnya mengangguk. Di atas kapal pribadi yang mewah itu, angin laut terasa sedikit asin. Clara terus menempel di sisi Alex dan meminta Alex menyuapinya buah atau mengoleskan tabir surya sambil tertawa dengan manja. Clara bahkan dengan manja meminta Alex menggendongnya untuk melihat pemandangan laut ... Amelia berdiri di dek sambil memandangi permukaan laut dalam diam seolah-olah semua ini tidak ada hubungannya dengannya. Saat Alex pergi menjauh sebentar untuk menerima telepon, Clara pun mendekati Amelia dan berkata, "Kadang aku benar-benar nggak paham denganmu." Amelia menoleh menatap Clara. Clara menyipitkan matanya. "Semua orang bilang kamu sangat menyukai Alex dan bersedia melakukan apa saja untuk Alex, tapi bukannya cinta itu berarti memiliki?" "Aku menjebakmu dan memaksamu minta maaf, tapi kamu nggak bereaksi. Kamu juga nggak bereaksi waktu Alex melemparmu ke danau yang dingin itu. Sekarang, kamu tetap nggak bereaksi melihatku dekat dengan Alex ... " Clara makin berjalan mendekat ke arah Amelia dan bertanya dengan suara rendah, "Sebenarnya, kamu menyukai Alex atau nggak?" Amelia tersenyum kecil. Dugaan Clara benar, dia memang tidak menyukai Alex. Belum sempat Amelia menjawab, tiba-tiba sebuah ombak yang besar menerjang! "Aaah!" Kedua wanita itu kehilangan pijakan masing-masing dan terseret ke dalam laut! Air laut yang dingin seketika membasahi tubuh mereka. Tepi logam kapal itu menggores lengan mereka dan menimbulkan luka yang panjang. Darah mereka segera menyebar di dalam air laut. "Ada yang jatuh ke laut! Cepat tolong! Cepat selamatkan!" Suasana di dek mendadak menjadi kacau. Tim penyelamat segera melompat ke laut, tetapi tidak lama kemudian kembali dan berkata dengan ekspresi serius, "Pak Alex, darah mereka akan segera menarik hiu datang! Mereka jatuh ke arah yang berlawanan, jadi demi keamanan, kita cuma bisa menyelamatkan salah satu terlebih dahulu!" Ekspresi Alex langsung berubah. Dia menatap permukaan laut dengan panik. Di satu sisi adalah Clara yang tampak berjuang mati-matian, di sisi lain adalah Amelia yang makin hanyut terbawa ombak ... "Selamatkan Clara terlebih dahulu!" seru Alex. Saat mendengar keputusan Alex itu, Amelia sudah tersedak beberapa kali oleh air laut yang asin. Alex memandangi tim penyelamat berenang menuju Clara, memandangi ekspresi cemas Alex, lalu tersenyum dengan getir dan perlahan memejamkan matanya. Amelia sudah tahu. Bahwa dia selamanya tidak akan pernah dipedulikan. Air laut masuk ke paru-paru Amelia, kesadarannya perlahan-lahan memudar. Dalam keadaan setengah sadar, Amelia bisa melihat bayangan hitam mendekat dengan cepat. Hiu! Rasa sakit yang tajam pun datang dari kakinya. Sebelum kehilangan kesadaran, hal terakhir yang Amelia lihat adalah air laut berwarna biru yang perlahan ternoda oleh darah ...

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.