Bab 8
Merry menoleh, melihat Sofie bersama seorang wanita muda sombong berdiri tidak jauh darinya.
Wanita itu cantik, tetapi wajahnya terlihat kejam.
Saat ini dia meliriknya dengan tatapan sombong.
Wanita itu tidak lain adalah sahabat karib Sofie, Franciska.
Keluarga Jinto dan Keluarga Wilson adalah sahabat lama. Saat Sofie pergi ke luar negeri, Franciska sering mengunjungi Nyonya Besar Nera untuk menjelek-jelekkan Merry, serta membujuk Nyonya Besar Nera untuk menghukumnya.
Bisa dibilang setengah dari penderitaan yang pernah Merry tanggung disebabkan oleh Franciska.
Franciska memerintah pelayan yang berdiri di sana dengan linglung, "Hei, ngapain masih berdiri di sana? Ayo cepat bersihkan gelangnya!"
Pelayan itu berkata dengan ragu, "Nona-Nona, maaf, gelangnya sudah dipilih Nona ini dulu."
Franciska berkata dengan angkuh, "Dia belum membelinya, 'kan?"
"Tapi dia nggak bilang nggak akan beli ...."
"Heh, pengangguran yang cuma bergantung pada pria untuk hidup mana bisa beli gelang semahal itu? Jangan bercanda, oke? Dia itu ...."
Akan tetapi sebelum Franciska bisa menyelesaikan sindirannya, dia disela oleh Merry.
"Aku mau gelang itu, bungkus saja."
Senyuman tiba-tiba muncul di wajah pelayan itu.
"Oke."
Franciska naik pitam melihat Merry berani berebut barang dengannya.
"Merry, dasar wanita serakah. Kamu pakai uang Kak Shayne untuk beli barang-barang mahal! Benar-benar nggak tahu malu! Ibu yang nggak tahu malu melahirkan anak yang sama-sama nggak tahu malunya!"
Setelah itu, dia berkata dengan lantang, "Semuanya, lihat, ada wanita serakah di sini! Dia sudah menganggur selama beberapa tahun dan hidup dengan menghamburkan uang pria!"
"Semuanya, ingatlah wajah ini. Jangan tertipu oleh wanita nggak tahu malu seperti ini!"
Seketika semua pelayan dan pelanggan di toko itu melihat ke sini.
Sofie menarik lengan Franciska dengan lembut dan berkata dengan munafik, "Franciska, karena Nona Merry suka, biarkan saja dia beli."
"Biarkan dia beli?" Franciska melirik Merry dengan sorot mata penuh kebencian dan penghinaan, "Bisakah dia beli tanpa bergantung pada pria?"
Merry tersenyum dan berkata, "Ini memang milikku, jadi aku nggak perlu memberikannya kepada orang lain. Mengenai aku bergantung pada pria ... siapa suruh aku menikahi suami yang baik? Nona Franciska, singkirkan wajah iri dengkimu itu."
Begitu mendengar Merry menghabiskan uang suaminya, semua orang langsung mengalihkan pandangan.
Mereka juga mengira wanita ini adalah seorang selingkuhan.
Sindiran ini langsung membuat wajah Sofie dan Franciska memucat.
Sofie tahu betapa tajamnya lidah Merry, tetapi Franciska merasa sepertinya hari ini Merry salah minum obat.
Kalau tidak, mana mungkin Merry yang selama ini tidak punya pendirian dan penurut bisa berani berbicara seperti ini kepadanya?
Dia menunjuk ke arah Merry dengan kasar dan berkata dengan ketus, "Merry, tunggu saja kamu. Aku akan memberi tahu semua perbuatanmu hari ini pada Nenek Nera!"
Merry tersenyum. "Nona Franciska sudah berusia 20-an yang terbilang dewasa, kok masih bertingkah seperti bayi yang rewel? Selalu mengadu ke orang tua atau nenek, sama sekali nggak mampu untuk menyelesaikan masalah. Oke, silakan mengadu. Aku akan menunggumu."
Saat masih mencintai Shayne, Merry takut melakukan kesalahan sekecil apa pun dan membuat Shayne membencinya.
Dia tidak lagi mencintai Shayne, jadi untuk apa dia peduli dengan semua itu?
Kevin benar. Merry akan membalaskan semua penderitaan yang telah dia tanggung selama tiga tahun terakhir.
Merry menyerahkan kartu bank kepada pelayan dan berkata, "Pakai kartu."
Pelayan itu menerimanya dengan hormat dan pergi membayar dengan kartu bank.
Melihat Merry hendak merebut gelang itu, Franciska tidak mau diam saja.
Dia berteriak dengan marah, "Toko perhiasan ini milik Keluarga Wilson. Lihatlah, orang yang berdiri di sampingku adalah kekasih Pak Shayne! Fotonya sudah disebarkan di media!"
Franciska menoleh ke arah pelayan dan mencibir, "Kalau nggak mau kerja lagi, jual saja gelang itu padanya! Nanti kamu nggak cuma akan hancur di Kota Sheldon, tapi seluruh Negara Zazie!"
Pelayan itu tertegun, menatap Sofie beberapa kali dan wajahnya langsung menjadi pucat pasi.
Pelayan itu langsung sadar kalau wanita ini memang selingkuhan Shayne.
Pelayan itu hanya orang biasa, mana mungkin dia bisa berhadapan dengan keluarga kaya seperti Keluarga Wilson?
Sofie berpura-pura membujuk, "Franciska, jangan bicara lagi."
"Sofie, kamu terlalu lemah lembut, makanya kamu diinjak oleh wanita nggak bermoral seperti Merry! Hari ini aku akan memberinya pelajaran untukmu!"
Raut wajah Merry muram. "Kamu nggak cukup layak untuk memberiku pelajaran."
Setelah mengatakan itu, dia tersenyum pada mereka berdua dan meninggikan suara.
"Apa setiap barang yang kekasih Pak Shayne sukai harus diberikan kepadanya terlepas siapa pun yang lihat atau beli dulu?"
"Orang lain menganggap pelanggan sebagai raja, tapi di sini mau menganggap pelanggan seperti budak? Inikah cara Grup Wilson berbisnis?"
"Kelak siapa pun yang datang ke mal Grup Wilson untuk belanja harus berhati-hati. Grup Wilson sangat berkuasa. Kalau buat mereka marah, kamu nggak akan bisa terus tinggal di Negara Zazie."
Merry merasa ucapan ini cukup cerdik, langsung membuat Sofie dan Franciska ke pihak yang berlawanan dari semua orang.
Baik para pelanggan yang berbelanja ataupun para pelayan yang bekerja di sana, semuanya menatap kedua orang tersebut dengan wajah tidak ramah.
Mereka yang bisa datang ke mal ini juga merupakan orang kaya dan saat ini wajah mereka sangat muram.
"Grup Wilson memang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, tapi belum bisa disebut monopoli. Belum apa-apa sudah begitu sombong. Kalau nanti mereka semakin berkuasa, bukankah kita harus membeli barang sambil bersujud?"
"Tsk, nggak cuma toko perhiasan Grup Wilson yang ada di sini. Kalau nggak bisa beli di sini, kita bisa beli di toko perhiasan Grup Dawson."
"Kudengar Keluarga Wilson baru-baru ini menjalin kerja sama dengan Keluarga Lumanto yang kaya raya dan terkenal. Mereka kira posisi mereka nggak tergoyahkan sampai jadi sombong?"
"Lebih baik kelak jangan pergi ke toko Grup Wilson untuk belanja lagi. Aku nggak mau barang-barang kesukaanku direbut orang lain."
"Besok ayahku harus pergi ke Grup Wilson untuk membahas kerja sama, nanti aku akan memberitahunya. Sikap takabur Grup Wilson ini benar-benar nggak cocok untuk kerja sama."
Seketika semua orang mulai berbisik dan ketidakpuasan mereka terhadap Grup Wilson sangat jelas.
Merry tersenyum sambil menatap kedua orang dengan raut wajah berbeda. "Nona Sofie, Nona Franciska, kalau besok nilai saham Grup Wilson turun, itu jelas berkat kalian."
Raut wajah Sofie dan Franciska berubah drastis.
Mereka tahu kalau sampai ucapan mereka memengaruhi citra Grup Wilson ....
Jangankan Shayne, Nyonya Besar Nera akan menjadi orang pertama yang tidak mengampuni mereka.
Bahkan lebih mustahil bagi Shayne untuk menjadikan wanita bodoh seperti itu sebagai istrinya.
Saat ini Sofie sudah mulai memikirkan cara untuk lepas dari kesalahan.
Tepat saat semua orang mulai berkoar-koar, sebuah sosok yang tinggi dan tegap perlahan turun dari lantai atas.
Pria itu tampan dan berwibawa, dengan aura yang mengintimidasi. Begitu muncul, dia langsung menarik perhatian semua orang.
Keributan di sekeliling juga mereda.
Pria itu mengernyitkan dahi. "Ada apa ini?"