Bab 90
Setelah mereka pergi, Narendra mengelus dagunya sambil menganalisis.
"Sepertinya orang-orang itu bukan dikirim oleh Pak Azka. Dia memandang rendah kita, mana mungkin repot-repot melakukan hal itu."
"Nanti kalau hasil Olimpiade keluar dan kita semua nilainya jelek, dia baru bisa puas, jadi nggak ada gunanya kirim orang buat ganggu kita sekarang."
"Siapa sih sebenarnya yang mau menghalangi kita ikut ujian ... "
Jenny menyilangkan tangan di dada, bersandar di dinding, mengingatkan dengan tenang, "Yang dihalangi bukan kita, tapi kamu."
Narendra pasrah. "Ya, ya, aku. Tapi siapa yang mau halangi aku sih?"
Wali Kelas datang membawa dua gelas wedang jahe, berjalan cepat mendekat.
"Cepat diminum selagi hangat, biar nggak masuk angin, jangan sampai sakit ya."
Narendra langsung merangkul pundaknya sambil tertawa. "Pak, kalau nanti aku bawa pulang juara, Bapak mau kasih aku hadiah apa?"
Wali Kelas tertawa lebar. "Jangan bilang juara deh, asal kamu bisa masuk peringkat, kamu minta apa saja bakal Ba

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link