Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 1

Aku pernah percaya bahwa cinta Stanley padaku adalah bentuk cinta paling sempurna di dunia ini. Dulu aku dipuja di Kota Kaldera, kini aku dicap sebagai wanita tidak bermoral setelah foto-foto pelecehanku beredar luas. Namun, Stanley tetap memihakku tanpa ragu, bahkan pria itu terang-terangan melamarku di depan publik. Sampai suatu hari, aku tidak sengaja mendengar percakapan Stanley dengan anak buahnya, barulah aku sadar bahwa wanita yang dia cintai bukanlah aku, melainkan adikku, Rosa Saputra. "Pak Stanley, saya sudah mengatur orang-orang untuk melecehkan Nona Jihan sesuai perintah Anda. Sekarang, Nona Jihan sangat terpukul. Saya yakin, dia nggak akan berani muncul di depan publik untuk waktu yang lama, jadi nggak akan memengaruhi karier Nona Rosa." "Tapi, mengapa Anda masih membiarkan mereka memotret dan menyebarkan foto-foto itu? Bukankah ... Itu sudah kelewatan?" Stanley memutar tasbih di pergelangan tangannya, kemudian berkata sambil tersenyum dingin, "Karena yang kuinginkan bukanlah dia mundur sementara dari dunia tari, melainkan berhenti menari selamanya. Dengan begitu, karier Rosa akan aman." "Aku bukan orang yang kejam. Selama Jihan mau menikah denganku dan menjadi Nyonya Baskara, aku pastikan semua kebutuhan hidupnya akan terpenuhi, inilah kompensasi yang akan kuberikanuntuknya." Anak buahnya bertanya dengan bingung, "Tapi ... Anda sangat mencintai Nona Rosa. Benarkah Anda rela melepaskan wanita yang Anda cintai dan menikahi wanita lain?" Mata Stanley agak menyipit. Dia menatap ke kejauhan dengan tatapan lembut dan penuh perasaan, kemudian menjawab, "Justru karena aku mencintainya, aku nggak ingin dia terlibat dalam konflik keluarga kaya. Rosa adalah wanita yang berbakat, layak mendapatkan masa depan yang lebih baik." Di luar pintu, aku menggigit bibirku sekuat tenaga agar tidak menangis. Kata-kata Stanley bagaikan pisau tajam yang menghujam keras ke dadaku. Setelah mengalami pengalaman buruk itu, aku sempat mengira Stanley adalah penyelamat hidupku. Siapa sangka, ternyata dialah dalang di balik semua ini! Pantas ... pantas saja, pria yang sejak kecil tidak pernah akrab denganku, tiba-tiba mendekatiku satu bulan lalu. Pantas saja, pria yang selama ini selalu perhatian pada Rosa tiba-tiba mengatakan bahwa akulah wanita yang diam-diam dia cintai selama sepuluh tahun. Oh, begitu rupanya. Ternyata dia lakukan semua ini demi Rosa ... Perutku terasa mual hebat. Aku menutup mulutku dan berlari ke toilet, muntah tanpa henti. Baru setelah tidak ada lagi yang bisa dimuntahkan, aku berpegangan pada dinding dan berdiri dengan langkah sempoyongan. Saat itu, sepasang tangan menopangku dari belakang. Aku tertegun dan menoleh. Entah sejak kapan Stanley sudah masuk. Dulu, tangan yang besar dan kokoh ini selalu memberiku kehangatan dan rasa aman. Namun, sekarang tubuhku merinding, rasanya seolah bukan tangannya yang memegang pergelangan tanganku, melainkan ekor ular dengan sisik yang memantulkan cahaya suram dan dingin. Stanley mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan wajahku dengan lembut, lalu merapikan rambutku yang berantakan, seolah pria itu benar-benar peduli padaku. Pria itu berkata, "Jihan, kamu teringat pada orang-orang itu lagi, ya? Terus mengurung diri di rumah bukanlah solusi. Bagaimana kalau aku mengajakmu ke acara lelang untuk menenangkan pikiran?" Aku ingin menolak, tetapi tidak bisa. Setelah kejadian itu, ayah yang dulu menyayangiku sekarang menganggapku sebagai aib yang mencoreng nama baik keluarga. Oleh karena itu, ketika Stanley melamarku, Ayah langsung setuju, seolah sedang membuang sebungkus sampah. Tidak ada lagi yang mendukungku. Aku terpaksa ikut Stanley ke acara lelang. Begitu masuk ke tempat lelang, suara-suara gunjingan yang sudah biasa kudengar itu langsung memojokkanku. "Eh, bukankah itu putri sulung Keluarga Saputra? Foto-foto mesumnya tersebar di mana-mana. Kenapa dia masih berani datang ke sini?" "Benar, katanya dia korban, tapi nggak mungkin ada asap kalau nggak ada api! Dia berpakaian seksi dan menari sambil berpelukan dengan pria di atas panggung, mana mungkin dia adalah wanita baik-baik? Menurutku, kejadian itu terjadi karena kesalahan dia sendiri!" "Belum tentu dia dilecehkan, bisa jadi dia main sampai kebablasan ... " Seketika dadaku terasa sesak, sulit bernapas, bahkan tanganku mulai gemetar. Dengan gigi gemeretak, aku berkata, "Stan ... Stanley, aku ingin pulang." Namun, tangan Stanley memegangku erat-erat, kemudian pria itu berkata dengan lembut, "Jihan, ada aku di sini, apa yang kamu takutkan? Aku akan melindungimu."
Previous Chapter
1/11Next Chapter

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.