Aku dan Lizania tumbuh bersama sejak kecil. Ayahnya menampungku di rumah mereka dan memberiku kesempatan bersekolah di sekolah elite. Aku tahu betul posisiku, jadi selama ini aku selalu mengalah kepadanya dalam segala hal. Namun, diam-diam dirinya berhubungan mesra dengan pacarku melalui ponsel, membuatku tampak seperti badut. Ketika adik laki-lakinya justru mendekat dan terang-terangan menunjukkan ketertarikan padaku, aku yang sudah jenuh dengan keterpurukan cinta, akhirnya segera menyetujui untuk berpacaran dengannya. Namun si lelaki berengsek itu dan Lizania jelas tidak rela, tapi bagaimana mungkin aku mau menoleh ke belakang lagi?