Telapak tangan besar dan hangat sang dokter desa menyelimuti payudaraku. Setiap pijatannya membuat payudaraku terasa lembut dan terus berubah-ubah. Gerakannya begitu lembut dan penuh kesabaran.
Aku menahan diri sambil menggigit bibir, wajahku memerah, tubuhku bergetar, dan suara desahan penuh godaan terus keluar dari bibirku meski berusaha kutahan.
"Suamimu ada di sebelah, pelankan suaramu sedikit. Setelah ini akan lebih menggairahkan ... "