Bab 212 Setiap Kali Kamu Menciumku, Aku Mau Muntah
Kedua pria itu serentak menoleh, dan melihat Kirana berlari kecil mendekati, lalu langsung mendorong Yansen dengan keras, dan berdiri di depan Sigit untuk melindunginya.
"Kamu mau apain Sigit?!"
Yansen juga tak menyangka Kirana akan semarah itu. Saat ini, wanita itu seperti sedang menghadapi musuh, penuh kewaspadaan!
Tatapan yang waspada dan menjaga jarak itu menusuk hatinya dalam-dalam.
"Sigit, kamu nggak apa-apa?"
Paru-paru Sigit baru saja mendapat udara segar lagi, tapi dia masih belum bisa bicara. Dia hanya melambaikan tangan, memberi tanda kalau dirinya baik-baik saja.
Setelah memastikan dia tidak mengalami masalah berarti, Kirana kembali menatap Yansen, lalu berkata dengan dingin, "Apa semua orang di Keluarga Feriawan ini cuma bisa melakukan hal keji semacam ini? Kamu merasa, hanya karena posisimu sebagai Presdir Grup Feriawan, kamu bisa menginjak siapa pun sesukamu? Menganggap nyawa kami serendah semut, seenaknya kamu atur, kamu injak, bahkan kamu yang tentukan hidup dan mati ka

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil