Tidak Sudi
Sore hari yang mendung, Lita terlihat begitu senang dan terus tersenyum sepanjang perjalanan. Arkan terus memperhatikan sosok cantik itu. Sangat ketara sekali jika Lita teramat begitu bahagia.
Hingga tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah Lita.
“Sudah sampai,” ujar Lita.
Arkan memperhatikan rumah yang terlihat begitu terawat itu. “Kamu benar. Ternyata, rumah Ommu tidak jauh.”
Tanpa sadar, satu tangan Arkan menarik pinggang Lita. Lita sedikit terkejut namun, tak ambil pusing. Menurutnya, itu adalah hal yang wajar karena mereka berteman.
“Makanya, aku bilang jalan kaki. Sekalian olahraga,” kata Lita antusias.
‘Benar. Lebih baik jalan kaki karena aku bisa lebih lama bersamamu.’
Arkan memperhatikan sekitar. Suasana terasa begitu sepi. Seperti tidak ada tanda-tanda makhluk bernyawa satu pun kecuali mereka saja.
“Rumah lagi kosong ya?” tanya Arkan sopan.
Lita mengangguk membenarkan. “Iya. Om Daniel biasanya pulang malam,” jelasnya.
“Mau aku temani?” tawar Arkan. Ia merasa begitu tida

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil