Kamu Harus Membayarnya

Suasana kamar terasa begitu canggung. Daniel berkali-kali curi-curi pandang ke arah sang istri tercinta. Lita meremas tangannya gugup. Dirinya benar-benar malu tatkala memakai lingeria pemberian sang suami. Entah kenapa stok baju tidurnya bisa kosong semua. Daniel langsung berinisiatif memberikannya pakaian peruntuh iman itu. ‘Ya Tuhan. Sebenarnya kemana perginya semua bajuku? Apa ini semua hanya akal-akalan Om Daniel saja?’ ‘Ini semua pasti kerjaan Bunda. Bisa-bisanya dia melakukannya hari ini. Pasti Lita berpikiran yang tidak-tidak kepadaku.’ “Om,” cicit Lita pelan. “Ah iya. Ada apa Lita?” Daniel menatap ke arah lain. Ia benar-benar takut akan khilaf karena sang istri kecil sekarang begitu menggoda. “Lita ingin mengakui kesalahan.” Meremas tangannya kuat. Lita sudah memantapkan hatinya untuk menerima semua kemarahan Daniel kali ini. Ia sudah tidak sanggup terus menyimpan kebohongan ini terus menerus. Kening Daniel berkerut. “Kesalahan bagaimana maksudnya Lita?” tanya Daniel memastika