Malam kelam itu
Emosi Guna semakin mencuak. Wajahnya merah padam. Susah payah ia menyembunyikan hal itu dari ibunya. Dengan entengnya, Siska membongkarnya sendiri. Apa dia tidak sadar dengan apa yang ia ucapkan.
"Astaghfirullah, Guna!" lerai Bu Selfi merangkul pundak sang menantu. Wanita itu terisak dalam dekapan mertuanya, sembari memegangi pipinya yang panas. Akibat tamparan dari sang suami.
"Bisa-bisanya kamu ngomong seperti itu! Dasar wanita gak tahu diri!" teriak Guna tanpa dosa. "Apa kamu sadar dengan ucapanmu itu, hah! Cuih!" decaknya memalingkan wajahnya.
"Sudah cukup Guna! Cukup!" teriak bu Selfi menengahi. "Siska, lebih baik kamu bersihkan tubuhku dulu. Dan kamu Guna, ikut ibu!" Bu Selfi menguraikan tubuhnya, setelah itu menarik tangan pria bertubuh atletis itu keluar. Dengan kasar pria itu membanting pintu kamarnya.
Di sebuah kamar, yang terletak sedikit jauh dari kamarnya. Bu Selfi melepaskan tangannya. Dadanya begitu sesak menyaksikan putra dan menantunya bertengkar. Bukan kali pertama it

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil