Luruhhhh
"Astaghfirullah," lirih bu Selfi mengelus dadanya. Pertanyaan yang sederhana, namun sulit untuk menjawabnya. Hingga menimbulkan sesak dalam diri wanita senja itu.
Kini matanya mulai mengembun, meninggalkan bulir air mata yang kapan saja bisa menetes. Tak pernah menyangka, kehidupan putranya akan menjadi seperti ini setelah bercerita dari istri pertamanya. Di tambah, cucu yang sangat ia sayangi. Ternyata bukan anaknya. Menambah pilu dalam diri wanita itu.
Tak ingin membuat cucunya curiga. Bu Selfi mengusap cairan bening yang mulai keluar, setelah itu ia menciumi pucuk kepala gadis kecil itu.
"Sayang, kenapa kamu harus mempertanyakan masalah itu?" ujarnya setengah terisak.
"Oma, nangis?" Bianca mengangkat wajahnya. Sehingga dia bisa melihat dengan jelas, wajah sayu milik omanya.
"Nggak, sayang. Oma hanya kelilipan,"
kilah bu Selfi tersenyum paksa.
"Oma, Bianca sayang Oma. Kalau Bianca besar nanti, Bianca akan rawat Oma. Oma jangan sedih lagi, ya." Bianca beranjak dari tempat duduknya, ia

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil