Bab 777
Setelah mendengar perkataan gadis itu, ekspresi Beni tetap datar, bahkan cenderung dingin.
Dia langsung menolak, "Aku bukan anak kecil. Kamu harusnya cari orang yang seusia kamu."
"Aku sudah punya anak dan perempuan yang aku cintai. Maaf, aku nggak bisa mencintai perempuan lain."
Sorot mata Zahra langsung berubah, penuh keterkejutan dan kekecewaan.
Bulir air matanya menetes, "Maaf ... Anggap saja tadi saya asal berbicara. Saya memang kekanakan, ya? Ternyata benar, nggak ada laki-laki yang mau jatuh cinta sama perempuan yang sekarat biarpun cuma pura-pura. Saya tahu, orang sakit seperti saya nggak layak dicintai ... "
Gadis itu menunduk. Suaranya lirih. Beni mengernyit pelan. Mungkin ucapannya barusan terlalu keras.
Namun, dia akhirnya tetap tegas. "Biarpun cuma pura-pura, aku nggak bisa melakukannya."
"Nona salah orang."
Langkah kakinya mantap dan panjang. Namun, demi sopan santun, dia masih sempat menawarkan, "Mau aku antar ke rumah sakit?"
"Tapi, bagaimana dengan ibu Bapak?"
"Syarat

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil