Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 13

Di sisi lain, Rani tidur dengan gelisah. Baru tiga jam tertidur, dia tiba-tiba menjerit dan terbangun. Begitu melihat kakaknya di samping tempat tidur, napasnya baru sedikit tenang. "Kakak ... " Suaranya tersendat. Selama bertahun-tahun meninggalkan kampung halaman, kakaknya sudah mulai menua, tapi di matanya tidak ada kemarahan, hanya rasa sayang. "Rani, kenapa kamu bisa sampai seperti ini?" "Bertahun-tahun kamu nggak menghubungi kami, tahukah kamu betapa kami merindukanmu?" Mendengar kalimat itu, Rani akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Dia langsung menangis tersedu-sedu. Seperti perahu kecil di tengah lautan yang akhirnya berlabuh di pelabuhan, begitulah perasaan seseorang yang lama tidak pulang saat bertemu dengan keluarganya. "Kakak, aku seharusnya nggak tergoda dan memutuskan hubungan dengan keluarga. Aku nggak seharusnya meninggalkan keluarga demi seorang pria. Aku salah, aku benar-benar salah." Pelukan hangat membungkus tubuhnya. Farid tidak berkata apa-apa. Dia hanya memeluk adiknya, membiarkannya meluapkan emosinya. Selama bertahun-tahun, tidak ada yang tahu penderitaan apa yang Rani alami di Seranda. Tapi ini adalah pilihannya sendiri. Keluarganya memberinya kebebasan, tetapi juga selalu setia menunggunya pulang. Hanya saja kali ini, Farid tidak menyangka adik perempuannya hampir kehilangan nyawa. Dia meminta orang lain untuk mempercepat proses visa, tetapi tetap selangkah lebih lambat. Untungnya, sekarang dia bisa melindungi adiknya dan membuat semua orang yang pernah menyakitinya menanggung akibatnya. Dengan rencana yang sudah dia susun di hati, dia menepuk bahu Rani. Saat itu Rani lebih dulu bersuara, "Kak, aku mau balas dendam." Farid mengangkat alis, memandang adiknya yang seakan dewasa begitu cepat, lalu menahan kata-kata yang ingin dia ucapkan. Dia ingin melihat seberapa besar adiknya telah tumbuh setelah mengalami semua ini. "Pulihkan dulu tubuhmu. Kamu baru saja melahirkan, jangan sampai jatuh sakit pasca melahirkan." "Tenang saja, masih ada banyak waktu untuk membalas dendam. Kakak akan menemanimu." "Setelah balas dendam, kita pulang ke rumah." Hidung Rani kembali terasa pedih. Dulu dia mengira cintanya dengan Arman sangat dalam dan mengharukan, dan orang tua serta kakaknya tidak memahaminya. Sekarang dia baru menyadari betapa kelirunya dirinya. Dia makan makanan pertamanya setelah melahirkan. Bubur jagung yang tawar terasa manis di mulutnya. Sambil melihat sosok kakaknya yang sibuk, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi menjadi orang yang tidak mengerti keadaan. "Rani, kali ini Kakak datang buru-buru dan nggak membawa apa-apa." "Tadi aku mengirim seseorang ke rumah Keluarga Pratama. Anggap saja itu hadiah untuk adik iparku." "Oh ya, anakmu juga sudah ditemukan." "Kamu istirahatlah dengan baik di sini. Aku sudah menyuruh orang untuk mengantarnya ke rumah Ayah dan Ibu. Dia satu-satunya kelemahanmu, aku nggak akan membiarkan dia dalam bahaya lagi." Pundak Rani benar-benar rileks. Syukurlah anaknya sudah ditemukan. Mulai sekarang, dia bukan lagi wanita sebatang kara yang selalu terpojok dan tak punya daya untuk melawan. Segala yang telah dilakukan Keluarga Pratama dan Mitha padanya, akan dia balas satu per satu. "Beberapa tahun pertama setelah datang ke Seranda, aku mendirikan sebuah perusahaan. Tapi setelah menikah dengan Arman, perusahaan ini dikelola oleh manajer profesional." "Sekarang aku akan mengambil kembali kendali operasional perusahaan. Kak, tolong bantu aku." "Oke." Farid tersenyum menatap adiknya. Bagus sekali, Rani sudah bisa bangkit. Kalau begitu, orang-orang yang pernah menyakitinya mungkin akan kewalahan.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.