Bab 13 Cinta adalah Kanker
Aku turun dari pesawat dan tiba di hotel yang sudah dipesan.
Resepsionis bertanya apakah aku butuh pemandu wisata yang menemani sepanjang hari. Dia bisa mengaturkannya.
Aku berpikir sejenak, lalu memutuskan untuk memesan satu pemandu, supaya ada teman bicara di perjalanan.
Aku merapikan barang di kamar, lalu mencuci muka. Yunara sangat panas, tapi airnya sangat sejuk, bisa menghilangkan rasa gerah.
Aku memakai gaun panjang dan pemandu yang diminta sudah menunggu di lobi.
Pemandunya seorang pemuda berusia dua puluhan. Kulitnya gelap, bernama Roni. Dia mengenakan pakaian khas suku minoritas setempat dan dia suku Barui.
"Halo, mau ke mana hari ini?"
"Apakah ada kuil di dekat sini?"
"Ada kuil Buddha, banyak orang pergi berdoa di sana."
"Aku ingin melihatnya."
Roni memanggil becak roda tiga terbuka, lalu pergi ke kuil Budha bersamaku.
Di sepanjang jalan sangat ramai. Di sini ada tanaman daun lebar khas subtropis. Udara penuh aroma hijau, gunung dan air yang jernih. Warnanya sangat cerah dan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda