Bab 221
Suasana di asrama menjadi tegang ketika Nindi berdiri.
Jihan tercengang. "Kamu, kamu mau ngapain? Aku nggak salah omong, kok! Beraninya mahasiswa miskin kayak kamu membuat para anak konglomerat itu marah?"
Galuh segera berusaha meredakan suasana. "Kita semua teman sekelas, juga teman sekamar, jangan bikin suasana jadi tegang kayak gini, dong!"
"Hm, Nona Serena bilang, kalau kita berdua terlalu dekat dengan Nindi di asrama, dia nggak bakal membiarkan kita begitu saja."
Jihan dengan canggung membawa perlengkapan mandi ke balkon.
Setelah itu, Nindi pun duduk. Dia menyusun bukunya dengan rapi. Di kehidupan sebelumnya, dia juga belajar komputer.
Pelajaran dasar seperti ini sebenarnya tidak sulit baginya.
Keesokan harinya, Nindi pergi ke kelas sendirian sembari membawa bukunya.
Sepanjang perjalanan, Nindi merasa ada beberapa orang yang memperhatikannya sambil membicarakan sesuatu.
Nindi juga tidak terlalu peduli. Lagi pula di kehidupan sebelumnya, dia sudah sering dikucilkan karena Sania!
Be

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda