Bab 240
Sania berjalan mendekat. "Nindi, tolong bantu aku membuka kunci ponsel demi hubungan kita."
"Memangnya apa hubungan kita?"
Nindi melirik Sania dengan acuh tak acuh dan menghina.
Dia tak menggubris perempuan licik itu dan pergi meninggalkan kelas begitu saja.
Bukankah orang-orang ini suka menyebar fitnah? Kenapa dia tak boleh memberi mereka sedikit pelajaran?
Pada zaman ini, orang-orang bisa dengan sangat mudah menyebar rumor buruk. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan!
Nindi kembali ke asrama, dia merasa agak lelah dan ingin mandi, lalu beristirahat.
Namun, pintu asrama didobrak paksa oleh seseorang.
Jihan masuk dengan marah. "Nindi, kamu sudah keterlaluan karena mengunci ponsel banyak orang. Apa yang kamu ingin kami lakukan?"
Nindi melihat ada banyak orang di luar kamar asrama, mungkin mereka semua adalah mahasiswa yang ponselnya terkunci.
Roman wajahnya begitu kesal dan emosi. "Kamu tuli, ya? Aku sudah bilang cara membukanya. Unggah permintaan maaf dan ponsel kalian yang terkunci akan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda