Bab 301
Keringat dingin Sania langsung bercucuran di kening dan telapak tangannya. Ponselnya bahkan sampai hampir meluncur dari genggamannya.
Dia berlari panik meninggalkan meja Nindi.
Namun, Leo mengadang di depannya. "Kamu belum jawab pertanyaanku. Sedang apa kamu?"
Tangan Sania gemetaran dan matanya tidak berani menghadap Leo.
"A-aku ... aku melakukannya agar Kak Darren menang tender. Patera Akasia adalah pesaingnya. Aku cuma ingin membantu." ujar Sania dengan terbata-bata.
"Boleh saja kalau kamu mau bantu. Tapi yang kamu lakukan ini melanggar hukum dan sangat merugikan Nindi!"
Leo tidak menyangka Sania berani berbuat seperti ini!
Dia tiba-tiba teringat perkataan Nando. "Jadi, soal rekaman CCTV di kafe waktu itu benar?"
"Nggak, Kak."
Namun, Leo tidak mau mendengarkan. Dia menggenggam tangan Sania dan menariknya pergi. "Cepat mengaku dan minta maaf kepada Nindi!"
Dia sendiri memang sempat berkonflik dengan Nindi. Bahkan sampai menghalangi Nindi bergabung dengan tim Mario.
Namun, dia tidak ak

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda