Bab 442
Ekspresi Nindi berubah seketika. "Bukan apa-apa," jawabnya.
"Nak, apakah kamu dianiaya? Katakan saja padaku. Aku berterima kasih karena kamu sudah menolongku tadi, aku pasti akan membantumu menyelesaikan masalah ini."
Saat Bu Riska melihat ekspresi Nindi, dia langsung salah mengartikannya sebagai kekerasan dalam rumah tangga.
"Nak, dengarkan Ibu. Laki-laki nggak boleh dimanja. Kalau dia berani memukulmu, kamu harus melawan, mengerti?"
Nindi tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Dia pun menjawab, "Ini bukan kekerasan dalam rumah tangga, tapi kurang lebih seperti itu. Kakakku yang melakukannya."
"Kakakmu benar-benar berengsek. Kalau aku punya anak perempuan, aku akan mematahkan kakinya jika anakku berani melakukan itu pada anak perempuanku. Bagaimana mungkin dia bisa melakukan itu ke adik perempuannya?"
Bu Riska agak emosi.
Dia menatap Nindi, lalu berkata, "Siapa saudaramu? Aku akan menyewa pengacara paling terkenal untukmu. Aku akan membantumu memenangkan gugatan ini dan membua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda