Bab 444
"Kenapa kamu nggak bisa menikah? Zaman sekarang sudah ada kesetaraan gender. Suruh Ayah lebih lapang dada sedikit, jangan sekaku itu ... kenapa Ibu malah memukulku?"
Riska mendengus kesal dengan kelopak matanya berkedut. Mario memang sosok putra yang selalu menyusahkannya.
Mario buru-buru menjauh dari sang ibu, "Aku kan cuma bilang fakta. Sejak kapan pertunangan nggak butuh persetujuan orang yang bersangkutan?"
"Diam kamu!"
Riska menekan pelipisnya untuk meredam amarah. Dia melirik sekilas ke arah Cakra, lalu berbalik dan pergi dengan langkah penuh emosi.
Dia harus benar-benar memikirkan masalah ini dengan baik.
Cakra menoleh ke arah Mario, "Ngapain kamu ke rumah sakit?"
"Aku ... tentu saja aku ke sini buat berobat! Tapi aku dengar Kakak Ipar dipukul. Jadi, aku datang sengaja mampir buat lihat keadaannya."
"Dia nggak apa-apa, kamu nggak perlu lihat. Aku punya tugas lain buat kamu."
Cakra menatap punggung ibu tirinya yang semakin menjauh. Kalau dia saja bisa menemukan rumah sakit ini, m

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda