Bab 457
Nindi tidak menduga bahwa orang yang menerima panggilan itu adalah Darren.
"Mana Nando?" tanyanya dengan ketus.
"Nindo siapa? Kamu saja nggak sudi manggil dia 'Kak Nando', terus apa hakmu minta warisan keluarga Lesmana? Kamu sudah bukan lagi anggota keluarga Lesmana, memangnya kamu masih punya hak, ya?"
Darren merasa amat puas, akhirnya ia berhasil mengalahkan Nindi.
Belakangan ini, gadis nakal itu terus membuatnya pusing.
Dengan tegas, Nindi pun berkata, "Itu warisan dari Ayah dan Ibu untukku. Kamu nggak berhak buat seenaknya kasih ke orang lain. Aku lebih rela menyumbangkannya ke Palang Merah daripada dikasih ke Sania."
"Heh, jangan mimpi deh. Kecuali kamu mau tarik gugatan dan berhenti nyalahin Brando dan Leo, baru aku akan kasih warisan orang tua kita padamu. Kalau nggak, aku bakal kasih semua warisan itu ke Sania, aku nggak main-main."
Panggilan itu terputus.
Nindi menendang meja di depannya dengan keras, ia merasa muak seolah telah menelan sesuatu yang sangat menjijikkan.
Nindi k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda