Bab 703
Tatapan Sofia berubah menjadi jauh lebih dingin.
Serena pun menghampiri, lalu berkata dengan tak rela, "Kak, Nindi itu benar-benar keterlaluan. Kamu lihat sendiri, 'kan? Bisa-bisanya malah duduk di sebelah Pak Cakra?"
"Diam, aku juga tahu!"
Sofia kembali ke kursinya dengan raut kesal. Pandangan matanya tertuju pada Cakra di barisan pertama. Dia juga bisa mendengar bisik-bisik di belakang tentang betapa tampan dan kayanya Cakra.
Sofia teringat kata-kata ibunya waktu itu. Lalu, Sudut bibirnya melengkung membentuk senyum tipis.
Benar juga, sekarang bukan waktunya untuk gegabah.
Fakta bahwa keluarga Cakra bertanggung jawab atas kematian orang tua Nindi adalah kejutan yang terlalu manis untuk dilewatkan.
Dengan kartu as sebesar ini di tangannya, dalam beberapa hari terakhir saja Sofia nyaris tidak bisa tidur karena terlalu antusias.
Senyuman Sofia tampak sedikit bengis. Pantas saja Cakra tiba-tiba pergi ke Kota Alana dan rela bekerja sebagai dokter sekolah. Ternyata semua itu hanya demi Nin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda