Bab 777
Sania seketika meradang setelah mendengar perkataannya, bahkan kukunya nyaris patah karena mencengkeram terlalu keras.
Dia tahu bahwa Nindi, si jalang itu, pasti akan mempersulit dirinya.
Menyuruhnya berlutut, sujud, dan mengenakan pakaian berkabung, itu sungguh membuatnya muak.
Setelah Nindi mengajukan usul itu, Nando dan Darren saling bertukar pandang sejenak, dan keduanya tampak menyetujuinya.
Keduanya serempak menoleh ke arah Witan. "Menurut kamu gimana?"
Witan tidak tahu harus menjawab apa, tetapi dia juga merasa itu bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Bagaimanapun juga, Ayahnya Sania telah menyebabkan kematian orang tuanya, jadi hal itu memang sudah sepantasnya dilakukan.
Sania mengusap perutnya dan berpura-pura rapuh, lalu berkata, "Kak Witan, aku lagi nggak enak badan. Dokter bilang harus istirahat total di tempat tidur buat jaga kandungannya. Kalau aku harus sujud dan berlutut tiap hari, nanti malah bahaya buat bayinya."
Nando menatap tajam ke arah Witan. "Kalau kamu sud

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda