Bab 789
Nindi menatap wanita licik yang berpura-pura sakit perut itu, hingga tak berkedip sedikit pun.
Dia telah bertahun-tahun menghadapi trik wanita licik ini. Nindi juga tahu persis jika Sania sedang mencoba menghindar dengan alasan perut sakit.
Sania langsung berbalik memelas pada Witan, "Kak Witan, sepertinya aku nggak bisa sujud hari ini. Perutku sakit sekali."
"Aku mengerti, tenang saja. Kamu sekarang sedang hamil. Keadaanmu sudah beda."
"Tapi, aku takut Kak Nindi akan marah."
Sania melirik ke arah Nindi. Sorot matanya mengandung provokasi yang terang-terangan.
Witan kemudian menatap Nindi dengan penuh emosi, "Kamu ini memang bebal, ya? Apa nggak lihat kalau kakak iparmu lagi kesakitan? Teganya masih paksa dia buat sujud. Apa kamu ini memang nggak punya hati?"
Nindi menatap dengan sinis, "Kalau begitu, kalian angkat kaki saja! Ini kan vilaku!"
"Bukankah barusan kamu sendiri yang bilang rumah ini bakal dikasih ke cucu sulung keluarga Lesmana, ya? Sekarang rumah ini milik kami, yang sehar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda