Bab 497 Tidak Ada Orang Lain Yang Cukup Baik Untukmu
Felix hendak mengalihkan pembicaraan ke arah lain, tapi saat itulah Farrel memutuskan untuk mengatakan sesuatu.
Dia berdeham, memandang semua orang dan berkata dengan nada serius, "Kau tidak harus memilih gaun pengantin dan perhiasan sekarang."
Semua orang menoleh untuk melihatnya, merasa bingung.
Tiba-tiba ada bayangan kekecewaan di mata Sally yang dengan secepat kilat menghilang.
Felix melepaskan Xander dan menunjuk satu jari ke Farrel, berkata dengan getir, "Kak, aku tahu kau gila, tapi aku tidak tahu kau segila ini! Bagiku itu adalah suatu hal yang sangat kejam, tapi kau tidak mungkin menyuruh istrimu untuk tidak memilih gaun pengantin dan perhiasan. Kak, kau sangat jahat! Kau bahkan tidak ingin membeli gaun pengantin atau perhiasan untuk pernikahan?"
Farrel memutar bola matanya dan tidak mengambil pusing atas setiap perkataan yang diucapkan oleh Felix. Dia kemudian melanjutkan untuk menjelaskan, "Jangan terlalu berpikiran yang bukan-bukan. Aku akan melakukan perjalanan bisnis dalam beberapa hari ke depan dan aku akan membawa Sally pergi denganku. Kami akan mengunjungi tambang berlian di Afrika Selatan milik perusahaan kita. Berlian di sana adalah yang terbaik. Kami akan memilih berlian terbaik dan menyesuaikannya seperti yang Sally mau."
Farrel memeluk Sally erat-erat dan melanjutkan, "Untuk gaun pengantin, aku telah meminta George untuk menghubungi kepala desainer, Loraine Humbley, di Milan. Kami akan mengunjunginya di sana sehingga kau tidak perlu lagi memikirkan tentang gaun pengantin sekarang."
Farrel terdengar tenang dan natural.
Natural seperti dia sedang mengatakan betapa indahnya cuaca hari ini, dan dia hanya mengucapkannya seperti itu saja.
Tetapi orang-orang yang mendengarnya tidak bisa merasa tenang seperti dia.
Felix, setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan Farrel, mulutnya terbuka lebar karena terkejut dan dia berseru, "Sial, aku tidak memperhitungkan hal ini. Bisakah kau tidak melakukan ini di depanku?"
"Sejak kapan kakakku menjadi pria seromantis ini?"
Tuan Jahn menendang putranya yang lebih muda dan memperingatkannya, "Berhentilah mengumpat di depan Xander. Jika kau mengajarkan hal yang tidak-tidak padanya, aku tidak akan pernah memaafkanmu!"
Felix menyentuh lehernya dengan ekspresi bersalah di wajahnya dan dia tidak berani mengatakan sepatah kata pun.
Sally, di sisi lain, terdiam karena pikirannya melayang ke luar angkasa ketika dia mendengar rencana Farrel.
Tambang berlian di Afrika Selatan, OK...
Nyonya Jahn berkata dengan khawatir, "Farrel, aku pikir itu ide yang bagus, dan aku setuju dengan rencana perhiasan itu. Adapun perancang dari Milan, kalau tidak salah aku mendengar berita bahwa dia sudah berhenti dan tidak lagi membuat gaun khusus untuk orang-orang"
Dia mendengarnya dari seorang teman yang mengeluh kepadanya.
Dua tahun yang lalu, putri dari temannya mengadakan pernikahannya dan mereka menginginkan gaun yang dibuat oleh desainer terkenal ini.
Tetapi ketika mereka datang mengunjunginya, sang desainer mendengar bahwa mereka menginginkan gaun yang telah disesuaikan dan dia menolaknya begitu saja, tanpa bergeming.
Dan akhirnya tidak ada kejelasan mengenai hal itu.
Sally tersadar dari kebingungannya, berkata oh dan kemudian menambahkan, "Kita bisa menemukan seorang desainer dari dalam negeri, dan aku yakin itu akan sama bagusnya."
Meskipun dia tidak mengenal desainer dari Milan itu, dia bisa merasakan dari ekspresi dan kata-kata Nyonya Jahn bahwa orang ini sangat sulit untuk dihadapi.
Felix memutuskan untuk berhenti bermain-main dan mulai memberikan nasihat yang serius.
“Kak, Ibu benar. Aku pernah mendengar teman-temanku membicarakan orang ini. Orang-orang sudah menunggu lama di depan pintunya, tetapi tidak ada yang bisa membujuknya untuk memulai bisnis lagi.
Aku pikir untuk amannya kita harus menyerahkan masalah ini kepada sebuah perusahaan terkenal di dalam negeri."
"Kita tidak perlu melakukannya, karena dia sudah menyanggupi permintaanku. Farrel mengangkat matanya yang lelah dan berkata.
Semua orang terkejut mendengarnya dan mereka semua memandangnya dengan kaget.
"Tidak mungkin. Bagaimana mungkin kau melakukannya? Apakah kau memaksanya dengan setumpuk uang?" Seru Felix.
Farrel menatapnya dengan cemberut dan berkata, "Tidak bisakah kau memikirkan hal lain? Uang bukanlah segala-galanya di dunia ini, jangan terlalu sombong."
Sally, yang sedang berada di pelukannya, diam-diam menatap Felix dengan raut muka yang sedang mengejek, karena itu juga hal pertama yang ada di pikirannya.
Kebencian yang dibuat-buat dalam nada suara Farrel memaksa Felix untuk tutup mulut, tapi dia masih merasa penasaran. Dia menghampiri saudaranya dengan tingkah laku yang yang aneh dan bertanya, "Bagaimana kau melakukannya? Kak, katakan padaku!"
Detik berikutnya, Farrel dikerumuni oleh tiga orang yang menanyakan hal yang sama.
Dua dari orang tuanya dan satu dari saudaranya.
Setelah beberapa detik berpikir, Sally menyeret Farrel ke sudut pakaiannya, dan dia mengajukan pertanyaan bodoh kepadanya, "Apa menurutmu ini terlalu berlebihan? Sejujurnya, aku berpikir bahwa pernikahan kita bisa lebih sederhana."
Tapi Sally merasa sedikit gelisah di hatinya karena dia sudah membayangkan pernikahannya akan megah.
Tapi dia tidak berpikir bahwa Farrel akan bertindak sejauh ini untuknya.
"Dia memikirkan desainernya, dia mengatakan bahwa George yang mengurusnya, tetapi bagaimana bisa sesederhana ini?"
"Desainer setenar itu tidak mungkin lagi bisa tertarik dengan uang."
Farrel pasti telah melakukan banyak hal untuk mendapatkan kesempatan ini.
Itulah sebabnya Farrel menolak dengan terang-terangan ketika dia mendengar apa yang dikatakan Sally, "Tidak!"
Dia menatap langsung ke matanya dan mengambil tangannya untuk menciumnya seolah-olah tidak ada orang di sekitar dan dia berkata, "Sama sekali tidak ada masalah dengan hal itu selama itu aku lakukan untukmu; kau pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini—hanya yang terbaik. ."
Matanya menunjukkan perasaan kasih sayang yang mendalam.
Sally, merasa tercekat, sangat tersentuh oleh Farrel.
Orang-orang di sekitar mereka semua menundukkan kepala untuk menghindari kecanggungan di dalam diri mereka dan mereka membiarkan mereka menikmati waktu mereka.
Felix, yang banyak bicara, duduk di samping mereka dan menyaksikan momen penuh kasih ini dengan tenang.
Hatinya tersentuh.
Wajah seorang gadis muncul di benaknya.
"Mungkin pernikahan tidaklah seburuk itu." Dia berpikir untuk dirinya sendiri.
Keesokan harinya, Felix menjemput Sonia dari kantor.
Ketika mereka berkencan, Felix tidak bisa menahan keinginan untuk menceritakan semua yang dia ketahui tentang persiapan yang telah dilakukan Farrel untuk pernikahannya dengan Sally.
"Kau pantas mendapatkan yang terbaik. Ck, bagaimana dia bisa mengatakan hal semacam itu tanpa tersipu?
Ini terlalu memalukan. Aku merasa sangat malu karenanya!"
Di depan Sonia, Felix meniru gaya bicara kakaknya pada hari itu sembari mengejek kakaknya.
Sonia mencubitnya dengan cemberut.
"Apa ada yang salah mengenai hal itu? Farrel hanya bersikap romantis. Tidak ada yang perlu dipermalukan."
Dia berkata dengan nada yang terdengar hampir iri, "Aku percaya bahwa pada akhirnya Sally akan memiliki akhir yang bahagia dengan Farrel."
Alis Felix berkedut, dan dia memegang tangan Sonia.
Melihat percikan di matanya, Felix bertanya padanya dengan nada yang menunjukkan kecemburuannya.
"Ada apa? Apa kau tidak bahagia?"
Dia menatap Sonia dengan ekspresi penuh kompetitif di wajahnya.
"Yah, kalau tentang itu ..."
Sonia terdiam beberapa detik setelah diminta dan kemudian dia meletakkan salah satu jari rampingnya di bibirnya seakan-seakan dia sedang berpikir keras.
Dia melihat Felix, yang sedang serius, dan kemudian dia berkata dengan santai, "Aku? Aku baik-baik saja. Tidak buruk."
Wajah Felix terkulai setelah mendengar jawabannya dan dia tidak senang tentang itu.
"Oke? Tidak buruk?
"Kedengarannya tidak begitu bagus."
Harga dirinya terganggu, Felix merasa dirinya dikalahkan oleh kakaknya.
Dan emosinya berubah dari cerah menjadi suram.
Dia mengepalkan tangannya untuk menatap Sonia dan berkata kepadanya dengan suara yang dalam, "Tunggu dan lihat saja. Aku akan membuatmu menjadi wanita yang lebih bahagia daripada kakak iparku!"
Sonia hanya menganggap ekspresi Farrel saat ini terlihat menggemaskan.
Dia menutup mulutnya untuk tertawa dan dia memegang tangannya dan berkata, "Oke, aku akan menunggu."
Dia merasa seolah-olah dia telah mencicipi manisnya madu dalam suatu hubungan percintaan, dan perlahan-lahan mulai menyebar ke dalam hatinya.