Chapter8
Begitu ayah tiriku mendengarku menanyakan tentang identitas Yulia, ekspresinya yang tadinya bersemangat langsung meredup.
Dia menjawab dengan acuh tak acuh, "Ada beberapa hal yang sebaiknya nggak kamu ketahui. Jadi, jangan menanyakan tentang hal-hal itu."
Aku tidak ingin menyerah begitu saja. Aku menggelitik tubuhnya dengan manja beberapa kali, lalu merengek, "Katakan padaku, aku hanya ingin mengetahui apa yang terjadi dengan Yulia."
Ayah tiriku tergoda oleh tingkahku, menelan ludah, lalu berkata, "Tasya, kamu nggak tahu kalau Paman Widodo adalah seorang bos besar, orang yang sangat kaya! Nggak heran kalau ada beberapa gadis cantik yang menemaninya."
Aku tidak percaya dengan kata-katanya, jadi aku terus bertanya, "Kalau begitu, apakah Yulia juga ...."
Ayah tiriku memotongku, "Tasya, aku sarankan padamu untuk nggak bertanya tentang beberapa hal terlalu banyak. Lebih baik menghindari masalah."
Ayah tiriku sepertinya tidak ingin mengatakan lebih lanjut, tetapi aku justru makin ingin tahu.

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda