Bab 108
"Ah, ada anjing. Usir dia! Cepat usir dia!" Saking takutnya, Sania langsung menutup kedua matanya. Ekspresinya benar-benar lucu.
Ternyata, Sania masih takut anjing.
Bernard terkekeh pelan, lalu menepuk punggungnya dengan pelan, dan menenangkan dengan lembut, "Jangan takut, dia nggak gigit kok. Dia sudah dibawa pergi. Sayang, coba buka matamu dulu."
Saat membuka mata, Sania sudah tidak melihat bayangan anjing kecil itu. Dia merasa canggung dan melompat turun dari tubuh Bernard.
Bernard menenangkan dia, lalu bangkit dan berjalan menuju meja makan. Dia dengan cepat membawa dua piring kembali.
Di atas piring terdapat beberapa potong ayam panggang, daging sapi, serta daging kambing. Semuanya terlihat sangat empuk. Lalu, masih ada satu porsi salad sayuran yang berwarna-warni, dan juga kue mousse serta cokelat yang terlihat sangat lezat.
Mata Sania berkedip-kedip saat melihat kue itu. Dia ingin makan, tetapi ada sedikit keraguan.
Bernard menangkap ekspresi Sania, lalu tersenyum dan menjelaska

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda